Berita Pendidikan Surabaya
Beasiswa 702 Mahasiswa Surabaya Telat Cair, Dindik Beralasan Transisi dan Ada Kenaikan Sesuai . . .
Beasiswakepada warga Kota Surabaya yang tidak mampu atau yang dikenal dengan program Generasi Emas tahun ini terlambat pencairannya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA – Beasiswakepada warga Kota Surabaya yang tidak mampu atau yang dikenal dengan program Generasi Emas tahun ini terlambat pencairannya.
Dana yang biasanya terima mahasiswa untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di awal semester tak kunjung diterima. Dinas Pendidikan beralasan karena transisi kewenangan dari Dinas Sosial ke Dindik dan ada perubahan pola baru.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya, Ikhsan menegaskan pencairan sat ini mengalami keterlambatan karena sedang dipersiapkan skema yang baru.
Skema pencairan dan besaran dana beasiswa yang berubah ini dilakukan Dindik setelah mengambil alih pengelolaan beasiswa dari Dinas Sosial Kota Surabaya.
“Pencairannya sedang dpersiapkan karena ada perubahan. Pertama berkaitan untuk biaya UKT, sebelumnya biaya diberikan maksimal Rp 3 juta. Jadi jika UKT mahasiswa lebih dari Rp 3 juta, mahasiswa harus mencari dana sendiri ini kami ubah,” ungkapnya ktika dikonfirmasi SURYA.co.id, Selasa (20/3/2018).
Hal ini karena pembiayaan yang harus ditambahi dari keluarga penerima beasisiwa ini dirasa akan memberatkan. Sehingga tahun ini, pembiayaan akan disesuaikan berdasarkan besaran UKT yang ditetapkan universitas.
“Jadi yang UKT nya kena Rp 4 juta akan dibayarkan Rp 4 juta. Sehingga orang tua tidak perlu bingung biaya tambahan UKT,” ujarnya.
Kedua, terkait uang saku bulanan yang diberikan pada generasi emas yang sebelumnya Rp 400.000 akan dijadikan Rp 500.000. Selain itu juga ada uang penunjang biaya pendidikan yang diberikan setiap satu semester.
“Dulu hanya untuk buku dan keperluan lain, saat ini bisa digunakan untuk pendukung perkuliahan yang dbutuhkan. Karena beda kebutuhan yang kuliah di Fakultas Teknik dengan Ekonomi,” paparnya.
Meskipun belum cair, lanjutnya, mantan Kepala Bapemas Kota Surabaya ini mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan perguruan tinggi. Dan telah disepakati pembayaran UKT yang dulunya diberikan pada masing-masing mahasiswa selanjutnya akan dilakukan penstranferan biaya dari pemkot langsung ke kampus.
“Meskipun belum melakukan pembayaran, tetapi pihak kampus sudah memberikan kemudahan agar mahasiswa masih bisa KRSan dan kuliah,”lanjutnya.
Terkait beberapa mahasiswa yang sudah membayar UKT tersebut dengan dana pribadi karena keterlambatan pencairan dana beasiswa, ia mengungkapkan akan segera menggantinya.
“Kami sudah minta datanya dari komunitas generasi emas ini, mereka ada grup bersama. Yang sudah membayar akan didata dan uang pencairan semester ini akan diberikan padamereka langsung bukan universitas,” jelasnya.
Iapun berharap perubahan skema ini akan membantu pembelajaran mahasiswa. Jika skema ini tuntas, maka pencairan setiap buannya akan lebih lancar dilakukan.
Sampai tahun 2018 ini, 702 mahasiswa telah mengenyam pendidikan di delapan PTN yang tersebar di Surabaya. Sat ini mahasiswa ini sedang menempuh pendidikan di semester 8, semester 4, dan semester 2.
"702 mahasiswa ini tersebar di delapan lembaga perguruan tinggi maupun poltek. ITS 43 orang, PENS 18, PPNS 12, Unesa 186, Unair 166, UINSA 89, UPN Veteran Jatim 57, dan Poltekes 31 orang. Kami dibantu sepenuhnya oleh perguruan tinggi tadi," katanya.