Desa Wisata Kalipucang Pasuruan, Kembangkan Kampung Susu Sisa Peninggalan Zaman Belanda

Selain Kampung Susu, desa ini juga menawarkan beberapa wisata alam yang tak kalah menarik, seperti air terjun Sumber Nyonya, 7 Sumber Telogo, dll.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: irwan sy
surya/galih lintartika
Beberapa peninggalan penjajahan yang mulai dikembangkan menjadi desa wisata di Kabupaten Pasuruan. 

Beberapa waktu berlalu, pihak Belanda merasa bahwa kopi dan cengkeh yang ditanam di Kalipucang memiliki kekhasan aroma dan rasa yang berbeda dengan komoditas yang sama di tempat lainnya. Hal tersebut kemudian membuat Belanda menaikkan jumlah setoran kopi dan cengkeh warga

Hariyono, Kepala Desa Kalipucang, menjelaskan, sistem tanam paksa yang kala itu dilakukan oleh Belanda membawa angin segar untuk Kalipucang. Bagaimana tidak, melimpahnya susu, kopi dan cengkeh di Kalipucang hari ini diyakini atau tidak adalah efek dari peninggalan zaman Belanda.

“Tidak ada yang benar dari penjajahan. Namun begitu, besarnya hasil susu, kopi dan cengkeh di Kalipucang adalah andil Belanda juga,” imbuh Hariyono.

Dalam perkembangannya, pelan tapi pasti perkebunan dan pertanian di desa Kalipucang mulai terkikis. Peternakan sapi perah menjadi pilihan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal tersebut tentunya berimbas pada penggantian komoditas pertanian dan perkebunan dengan tanaman rumput sebagai bahan pangan utama ternak sapi.

Kondisi tersebut dipastikan akan terus terjadi bahkan meningkat jika melihat kebijakan pemerintah. Terhitung 2015-2019, Kalipucang dijadikan sebagai 'Desa Susu' oleh pemerintah.

Beberapa peninggalan penjajahan yang mulai dikembangkan menjadi desa wisata di Kabupaten Pasuruan.
Beberapa peninggalan penjajahan yang mulai dikembangkan menjadi desa wisata di Kabupaten Pasuruan. (surya/galih lintartika)

"Saat ini, kami memang masih mengembangkan Desa Wisata Kalipucang (DWK). Kami mengemas Kalipucang sebagai kampung susu di Kabupaten Pasuruan," ujarnya.

Selain susu, Kalipucang juga menyimpan banyak pesona. Banyak wisata alam yang menakjubkan. Maka dari itu, pemerintah desa membuat kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pokdarwis ini yang akan mengelola konsep DWK.

"Kemarin, kami siapkan anggaran untuk mengkonsep DWK. Selain kampung susu, kami menawarkan paket wisata alam di sini. Jadi, wisatawan tidak hanya menikmati susu, olahan, dan peternakannya, wisatawan juga menikmati wisata alam lainnya. Kami jadikan sebagai paket wisata di sini," paparnya.

Pelan tapi pasti. Banyak wisatawan yang mulai berdatangan ke Kalipucang. Mulai dari wisatawan retail atau juga wisatawan kelompok besar.

Kampung Susu fokus pada edukasi sapi perah dari hulu hilir. Berbagai edukasi mulai dari perawatan sapi, pemerahan susu, pengolahan susu hingga menikmati susu segar dijadikan sebagai destinasi untuk disajikan kepada wisatawan.

Selain Kampung Susu, desa ini juga menawarkan beberapa wisata alam yang tak kalah menarik. Sederet destinasi seperti air terjun Sumber Nyonya, 7 Sumber Telogo, kebun krisan, kebun kopi dan bukit Tumang siap memanjakan pengunjung.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved