Master Ikebana Shimizu Mikiko Kenalkan Seni Merangkai Bunga dalam Upacara Minum Teh di Untag

SURYA.co.id | SURABAYA - Teknik merangkai bunga atau biasa disebut ikebana dan upacara minum teh atau sadou merupakan budaya tradisional di Jepang yang masih bertahan.

Master dan guru senior ikebana dan sadou, Shimizu Mikiko menjelaskan merangkai bunga menjadi rangkaian dari persiapan upacara minum teh.

"Dalam merangkai bunga itu yang penting suasana hati. Kalau hati senang hasilnya memuaskan," jelasnya disela seminar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Rabu (7/3/2018).

Dalam kesempatan itu, Mikiko sempat mendemonstrasikan tata cara ikebana dan sadou. Dia menjelaskan, dalam merangkai bunga diupayakan seperti menyampaikan rasa cinta kepada seseorang yang dicintai. Dengan begitu hasilnya bisa indah.

"Hal yang paling membahagiakan adalah melihat bunga yang kita rangkai bisa membuat orang lain senang," ungkap perempuan asal Nagoya ini.

Sementara sadou, lanjut Mikiko, merupakan ritual tradisional yang bertujuan untuk menjaga hati tetap lembut, jujur, disiplin, sopan dan santun. Sodou sendiri dahulunya sering dilakukan masyarakat kelas satria seperti samurai.

"Kalau sekarang, upacara minum teh bisa dilakukan kapanpun. Kalau mau mengadakan tinggal mengundang," terangnya.

Filosofi sodou, kata Mikiko, menjembatani komunikasi antara pembuat teh dengan peminum teh.

"Saya senang, tadi ada yang menyebut teh buatan saya enak. Artinya, hubungan Indonesia dengan Jepang sudah mulai menyambung," tandasnya.

Wakil Dekan Fakultas Sastra Untag Surabaya, Umul Khasanah menyatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya mengenalkan budaya Jepang. Peserta maupun mahasiswa bisa belajar tentang filosofinya. "Belajar pedoman hidup orang Jepang bisa melalui ikebana dan sadou," pungkasnya.