Pilgub Jatim 2018
Mengaku Sering Diperlakukan Tak Adil terkait APK, Tim Khofifah-Emil Minta Klarifikasi Bawaslu
Tim cagub dan cawagub Khofifah-Emil mendatangani Kantor Bawaslu, Senin (26/2/2018).
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | SURABAYA - Tim cagub dan cawagub Khofifah-Emil mendatangani Kantor Bawaslu, Senin (26/2/2018). Tim pasangan calon nomor urut 1 ini meminta klarifikasi adanya perlakuan yang dinilai kurang adil masalah alat peraga kampanye.
Hadi Mulyo Utomo anggota tim, mengatakan tim Khofifah-Emil butuh pernyataan resmi tentang standardisasi regulasi tentang pemasangan alat peraga kampanye yang dilakukan tanpa persetujuan KPU.
"Terutama terkait pemasangan APK di persil personal. Kami merasa ada perlakukan yang sedikit berbeda pada satu pasangan calon, kita minta klarifikasi saja ini," kata Hadi.
Pasalnya mereka sering diwaduli oleh relawan dari beberapa daerah. Bahwa APK Khofifah-Emil sering dipaksa untuk menurunkan.
Padahal APK tersebut bukan dipasang di wilayah ruang publik yang dilarang oleh aturan.
"APK itu dipasang di wilayah privat, rumah orang pribadi dan juga di halaman rumah, menurut Panwaslu tidak perlu mendapatkan persetujuan KPU," katanya.
Padahal sebagaimana pantauan di lapangan oleh Tim Khofifah-Emil, APK milik pasangan calon lain justru banyak terpasang di tempat yang malah terlarang oleh KPU. Misalnya di papan reklame, dan juga semacamnya.
"Dan itu belum ada penertiban sama sekali, di titik-titik strategis di Surabaya, kami ke sini tujuannya untuk menciptakan iklim pemilu yang kondusif," jelas Hadi.
Ia menambahkan, adanya klarifikasi ini agar tetap kondusif dan tidak ada saling lapor antara pasangan calon satu dengan lainnya, dan meminta untuk klarifikasi dan memberi solusi.
Hal tersebut diamini oleh Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Saat diwawancara di Madiun, ia mengatakan bahwa perlakuan itu memang diterima timnya.
"Kami punya spanduk tidak banyak. Kalau kita pasang di wilayah privat, halaman rumah, itu pada diturunkan. Tapi ada foto baliho di paslon lain kok aman di tempat publik," ucap Khofifah.
Dikatakan Khofifah banyak relawan yang menanyakan, termasuk dalam grup complain handling and solution yang dipantau Khofifah.
Karena ada yang bertanya, maka tim harus memberikan jawaban, sehingga itu yang dilakukan oleh tim ke Bawaslu.
"Saya rasa kedewasaan politik sudah makin tinggi, ada hal yang justru jadi back fire, ketika sesuatu muncul. Misalnya yang muncul adalah simpati dan empati ke saya," katanya.
Ia mengaku tidak akan menuding dari pihak paslon lain. Yang diinginkan Khofifah dan tim adalah membangun kehati-hatian.
"Toh kita semua sudah tanda tangan komitmen bersama. Ayok kita jaga dan wujudkan demokrasi yang berintegritas, serta sesuai dengan apa yang sudah diikrarkan Bawaslu dan KPU," pungkasnya.