Liputan Khusus

Booming Vape, Setahun Bisa Laku Hingga Rp 6 Triliun

Sejak pertama kali beredar luas pada 2013, bisnis vape sempat mengalami naik turun dan mencapai puncaknya pada tahun lalu.

surya/habibur rohman
Pengguna vape bisa memilih beraneka peralatan dan bisa memodifikasi tampilan dan beraneka pernik sesuai keinginan. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Bisnis rokok elektrik atau terkenal dengan sebutan vape di Indonesia menunjukkan tren positif pada 2017.

Sejak pertama kali beredar luas pada 2013, bisnis vape sempat mengalami naik turun dan mencapai puncaknya pada tahun lalu.

Berdasarkan data Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), penjualan mencapai Rp 5–6 triliun.

Perhitungan omzet vape tersebut mengalami kenaikan 100 persen dibandingkan 2016.

“Faktor yang membuat omzet meningkat tajam adalah jumlah pedagang,” kata Humas APVI Rhomedal.

Data APVI menunjukkan, ada sekitar 3.500 pedagang vape di Indonesia.
Selain itu, juga banyak pedagang vape yang berjualan di market place (online).

Jika ditotal, Rhomedal memperkirakan jumlahnya mencapai 5.000.

“Paling dominan pulau Jawa. Jawa adalah barometernya,” sambungnya.

Sebagai industri baru, omzet tersebut terbilang cukup besar.

Meskipun jika dibandingkan dengan omzet rokok, nilai itu masih terbilang kecil.

Dari hasil perhitungan itu, APVI juga memperkirakan jumlah pengguna vape di Tanah Air sudah mencapai 1 juta orang.

Tren menjamurnya vape di Indonesia bermula pada 2013.

Saat itu, terang Rhomedal, para penjual peralatan dan cairan untuk vape mulai bermunculan.

Sebenarnya vape sudah masuk di Indonesia sejak 2010. Ketika itu, kondisinya masih belum booming.

Halaman
123
Sumber: Surya Cetak
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved