Berita Surabaya

Isak Tangis Pedagang Simomulyo Korban Penggusuran Satpol PP Saat Wadul ke DPRD Surabaya

Puluhan pedagang dari Kelurahan Simomulyo Surabaya mengadukan nasibnya ke DPRD Surabaya karena 4 bulan terlantar usai digusur Satpol PP

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/fatimatuz zahroh
Sejumlah pedagang Simomulyo tampak menangis saat mendatangi Komisi B DPRD Surabaya, Senin (8/1/2018). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Puluhan pedagang yang merasa menjadi korban penertiban oleh Satpol PP di Jalan Rukunmulyo 1, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, mendatangi Komisi B DPRD Surabaya, Senin (8/1/2018).

Di sana mereka mengadukan nasib yang tak kunjung mendapat relokasi tempat berdagang setelah empat bulan lalu digusur Satpol PP

Satu dari puluhan pedagang itu adalah janda Kisiah. Perempuan 50 tahun ini tak kuasa menahan tangis saat hearing berlangsung di Komisi B. Ia merasa Pemerintah Kota Surabaya sangat kejam dan tidak mengizinkannya mengais rezeki untuk anak-anaknya.

"Saya ini janda. Empat bulan ini tidak ada pemasukan. Anak saya tiga perlu makan, perlu biaya sekolah, empat bulan ini saya utang ke koperasi," katanya sembari menangis.

Ia mengaku utang yang menumpuk membuat hidupnya semakin sulit. Padahal mereka sudah berjualan di Jalan Rukunmulyo sejak tahun 1991.

Dan mereka tiba-tiba saja ditertibkan Satpol PP Kota Surabaya lantaran ada pembangunan saluran. Sedangkan sampai saat ini saat box culvert sudah selesai mereka tidak diizinkan berjualan lagi dengan normal.

"Kasihani kami. Kami bisanya hanya berjualan pakaian. Kalau tidak boleh buka lapak lalu bagaimana," ucapnya masih menangis.

Hal senada juga disampaikan oleh Rangi. Pedagang pakaian anak-anak di tempat yang sama dengan Kasiah.

Ia bahkan tidak bisa berbicara dengan lancar saat diberi kesempatan bicara oleh Mazlan Mansyur pimpinan sidang di Komisi B.

"Saya hanya ingin diberi tempat untuk jualan lagi. Kami ini janda-janda Pak, punya tanggungan anak," katanya.

Koordinator pedagang Jalan Rukunmulyo 1 Junaidi mengatakan empat bulan yang lalu kawasan tempat mereka berjualan dibongkar oleh Satpol PP.

Saat itu pedagang mengaku sudah kooperatif untuk melakukan pembongkaran PKL sendiri.

Namun saat saluran sudah rampung dibangun mereka tidak diperkenankan untuk berjualan kembali.

"Ada 40 dari pedagang yang menjadi korban. Kami minta agar direlokasi di tanah kandang babi. Lokasinya cukup strategis namun belum tahu bagaiamana sistem penenmpatannya karena belum tahu siapa pemiliknya," kata Junaidi.

Sementara itu Ketua Komisi B Mazlan Mansyur meminta agar pedagang di Jalan Rukunmulyo segera dicarikan lahan. Dan lahan yang diinginkan pedagang untuk relokasi tersebut segera dicarikan pemeliknya.

"Atau kalau memang ada lahan Pemkot yang dekat sana maka lebih baik dialihkan ke sana. Kasihan jika mereka empat bulan tidak dapat jualan," ucapnya.

Mazlan mendorong setiap penertiban PKL oleh Pemkot bisa disertai dengan solusi. Bukan hanya aksi penertiban yang selalu merugikan warga.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved