Berita Banyuwangi

Seperti Ini Kemeriahan saat Ribuan Orang Padati Ritual Petik Laut Muncar ‎Banyuwangi

Mereka mengikuti ritual petik laut, yang merupakan cara nelayan sebagai wujud syukur atas karunia kekayaan laut.

Penulis: Haorrahman | Editor: Titis Jati Permata
surya/haorrahman
Petik Laut Muncar, Banyuwangi, tradisi bentuk rasa syukur nelayan Banyuwangi. 

SURYA.co.id | BANYUWANGI - Ribuan orang mulai dari anak-anak hingga dewasa, memadati ‎Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Kamis (5/10/2017).

Mereka mengikuti ritual petik laut, yang merupakan cara nelayan sebagai wujud syukur atas karunia kekayaan laut.

Petik laut digelar setahun sekali, tiap 15 Muharram atau 15 Syuro. Tahun ini petik laut jatuh pada, Kamis (15/10/2017).

Sejak pagi ribuan orang telah memadati Pelabuhan Muncar. Mereka ingin melihat dan mengabadikan proses arak-arak sesaji yang diletakkan di perahu kecil sepanjang lima meter, ke tengah laut.

Puluhan kapal nelayan beraneka motif dan warna mencolok, mendampingi kapal utama pembawa sesaji, yang akan dilarung di laut lepas.

Begitu sesaji dihanyutkan, nelayan terjun ke laut, saling berebut mengambil sesaji yang hanyut.

Tradisi Petik Laut yang telah berlangsung turun temurun ini menjadi simbol rasa syukur dan “ngalap berkah” para nelayan, di kawasan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, prosesi Petik Laut tahun ini lebih sakral. Ritual petik laut diawali dengan pembacaan Salawat Asmaul Husna.

"Kami ingin ritual ini terjaga kesakralannya. Karena itu tahun ini suasana kami buat sereligus mungkin," kata Kepala Dinas Perikanan, Kelautan, dan Ketahanan Pangan, Hary Cahyo Purnomo.

Apabila tahun-tahun sebelumnya banyak kapal-kapal nelayan yang membunyikan berbagai jenis musik melalui sound system, tahun ini suara-suara musik terutama dangdut itu ditiadakan.

"Sehari sebelumnya para nelayan dan warga Muncar, menggelar selamatan dan doa bersama," kata Hary.

Petik Laut merupakan warisan leluhur sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mengais rezeki. Selain itu juga sebagai tolak bala.

Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas mengatakan, dari tahun ke tahun warga Muncar kian berbenah. Ritual Petik Laut tiap tahunnya juga digelar kian menarik.

"Muncar semakin tahun semakin baik. Itulah mengapa saat International Tour de Banyuwangi Ijen beberapa hari lalu, kami mengambil start di Muncar," kata Anas.

Anas mengatakan Petik Laut merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak lama. Pemerintah daerah mendukung masyarakat yang merawat kearifan lokal setempat.

Tak sekadar tradisi, menurut Anas kegiatan Petik Laut juga bisa menjadi wahana pariwisata. Petik laut yang merupakan bagian dari atraksi budaya memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

"Tradisi yang dikemas dengan baik tanpa mengurangi makna dan ritual di dalamnya, dapat menjadi atraksi budaya yang menarik. Di beberapa negara, kearifan lokal bisa dikelola menjadi atraksi wisata yang menarik kunjungan orang dari beberapa belahan dunia," kata Anas.

Ketua Panitia Festival Nelayan Petik Laut Muncar Sudirman Jefri, acara petik laut ini, menjadi tradisi turun menurun di kalangan masyarakat nelayan. Hal ini, sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah.

"Harapannya, agar kami para nelayan, diberikan keberkahan saat melaut dan dihindarkan dari berbagai macam malapetaka," terang Sudirman.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved