Prof Moch Tolchah Dikukuhkan Jadi Guru Besar UIN Sunan Ampel
Prof Moch Tolchah, Rabu (4/10/2017) dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Kontribusi pendidikan Islam di era globalisasi berhasil mengantarkan Prof Moch Tolchah sebagai Guru Besar UIN Sunan Ampel.
Prof Tolchah dikukuhkan sebagai Guru Besar (gubes) Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), di Gedung Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu (04/10/2017).
Ia mengungkapkan, pendidikan islam perlu menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel.
"Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang tidak hanya menekankan pada aspek knowing dan doing saja, melainkan mengarah pada aspek being, yakni bagaimana peserta didik menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama yang diketahui," ungkapnya.
Upaya mengembangkan Pendidikan Islam di era modern ini yakni menerapkan strategi yang mengedepankan model partisipatif.
Kemudian mendorong pemerintah sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat. Serta harus ada penguatan fokus pendidikan hingga pemanfaatan sumber luar (out sourcing).
“Perlu dilakukan revolusi pembelajaran pendidikan agama dengan cara mempraktikkan nilai-nilai luhur agama tersebut dalam kehidupan nyata. Serta reformulasi materi pembelajaran pendidikan agama Islam dan transformasi dan internalisasi nilai-nilai agama ke dalam pribadi peserta didik," papar Prof Tolchah.
Prof Ali Gufron Mukti, Direktur Sumber Daya Iptek Kemenristek Dikti yang hadir dalam pengukuhan tersebut mengungkapkan ke depannya bidang kepenulisan dan karya ilmiah para guru besar itu dapat terindeks secara internasional di dalam indeks Scopus.
“Perguruan Tinggi selayaknya tidak sekedar membangun tindakan pendidikan, tapi tindakan membangun karakter," ungkap Ali Gufron.
Sementara itu, Prof Abd Ala, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya menyampaikan, Pendidikan Islam memang memerlukan terobosan. Di era saat ini, menurutnya manusia akan cenderung menjadi semakin pragmatis.
"Pendidikan Islam harus bisa menjadi benteng untuk mengatasi hal ini. Bagaimanapun juga, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang seharusnya adalah bagaimana berbagi pikiran ke masa depan, bukan hanya untuk mendapatkan sesuatu," pungkasnya.