Berita Surabaya

Mahasiswi ITS Berlaga di Kontes Kecantikan Internasional- Ocha Orang Pertama Indonesia di Ajang ini

Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mencapai 3,7, membuktikan Ocha cukup berkompeten dalam bidang akademik.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
surya/sulvi sofiana
Tita Oxa Anggrea akrab disapa Ocha. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Menjadi mahasiswa berprestasi di bidang akademik identik dengan kesibukan yang tinggi dalam mendalami studi ilmu yang dipilih. Bahkan jarang bisa mengeksplor kemampuan lainnya.

Hal berbeda dilakukan mahasiswi Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),Tita Oxa Anggrea.

Meskipun pernah mendapat predikat mahasiswa berprestasi tahun 2015, ia tetap mengeksplor dirinya untuk kompetisi kecantikan.

Untuk kali pertamanya, gadis berusia 19 tahun itu mencatatkan sejarah sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang Miss Global Internasional yang akan berlangsung di Amerika Serikat, tahun depan.

Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mencapai 3,7, membuktikan dirinya cukup berkompeten dalam bidang akademik. Tetapi dia mampu mengolah kecerdasannya untuk menyabet gelar 1st runner up Miss Global Indonesia 2017.

“Memang saya selalu menomor satukan pendidikan. Karena bagi saya, pendidikan itu penting, dan tidak akan saya kesampingkan sedikit pun,” tegas wanita yang akrab disapa Ocha ini.

Ia mengaku, menempuh pendidikan di kampus teknik itu membuatnya menjadi pribadi yang lebih berpikir sistematis. Karenanya, ia mampu mengundang decak kagum ketujuh juri ketika diuji wawasan dan kemampuan berbicaranya di atas panggung. Ocha tidak hanya berlenggok dengan parasnya yang anggun, namun ia dapat memberi argumentasi yang kuat pada tiap pertanyaan yang dilontarkan. Dengan selalu menyertakan data dan menyajikannya dengan runtut dalam dua bahasa. Yaitu bahasa Indonesia dan Inggris.

“Ini merupakan salah satu poin lebih yang saya optimalkan. Menjadi mahasiswa teknik, bukan berarti tidak mampu bersaing dalam kontes kecantikan. Karena sesungguhnya kecantikan itu datang dari dalam diri, seperti pengetahuan dan kepintaran, sehingga tidak hanya tampak luar saja,” tutur Raki Jatim kelahiran 29 Mei 1998 ini.

Ocha menceritakan, setelah melalui seleksi berkas dan wawancara, ia harus meninggalkan jam kuliahnya untuk mengikuti masa karantina selama empat hari, dimulai sejak 7 September lalu. Agar tak ketinggalan dalam materi perkuliahan, ia telah meluangkan waktu mempelajari sebelumnya.

“Karena saya tahu akan meninggalkan kelas di hari itu, maka saya sudah mempelajari materi yang akan disampaikan di hari itu, beberapa waktu sebelumnya. Semuanya saya lakukan agar tidak ketetran ketika sudah masuk kuliah lagi” ungkap penyandang gelar Cebing Pamekasan ini.

Setelah terpilih menjadi Miss Global yang mewakili Indonesia di ajang internasional, wanita penggemar ilmu-ilmu eksakta itu kian disibukkan dengan kegiatan pembekalan.

Di antaranya adalah pembekalan wawasan global, peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, perawatan tubuh, keterampilan merias diri hingga pengasahan bakat.

“Alhamdulillah ini kali pertama saya bertarung dan mewakili Indonesia di ajang internasional, Insya Allah saya akan melakukan yang terbaik. Saya bersyukur atas apa yang telah saya capai dan saya berterimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung, utamanya orang tua saya,” pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved