Road to Election
Maju Pilgub Jatim Lewat Golkar, Kans Khofifah Indar Parawansa Tetap Kompetitif
Sekalipun maju dalam Pilgub Jatim lewat Golkar, namun kans Khofifah Indar Parawansa mesti tetap diperhitungkan. Ini penjelasan pengamat politik...
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Eben Haezer Panca
Mochtar W Oetomo
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo, Direktur Surabaya Survei Centre
Di dalam politik elektoral seperti pilgub Jatim, personifikasi figur sebenarnya jauh lebih berpengaruh dibanding partai pengusung.
Sehingga, sekalipun memilih partai dengan basis pemilih non umat Nahdlatul Ulama (NU), peluang Khofifah Indar Parawansa akan tetap kompetitif.
Apalagi notabene didukung oleh partai pendukung pemerintah seperti Golkar.
Dari sisi sejarah pilkada terakhir, justru Golkar adalah partai yang menang saat mengusung Soekarwo - Saifullah Yusuf di pilgub 2013, bersama koalisi Partai Demokrat dan PAN.
Karsa yang didukung partai non NU pun menang pada Pilgub 2008 dan 2013, sekaligus menandakan politik elektoral figur kandidat lebih menentukan daripada partai pengusung.
Sebaliknya, ketika didukung partai berbasis NU, yakni PKB, Khofifah malah kalah dalam pilkada sebelumnya.
Pada Pilkada mendatang, suara NU cenderung terbelah.
Oleh karenanya, Khofifah sebagai perwakilan figur Nahdliyin harus menggandeng cawagub dari kalangan nasionalis untuk menutup kemungkinan terbelahnya suara Nahdliyin.
Pun demikian pula dengan pilihan partai.
Khofifah bisa melakukan langkah strategis dengan merangkul partai pendukung pemerintah, selain Golkar, ada PPP, Nasdem, hingga Hanura.
Apalagi, jika Gus Ipul didukung oleh PKB dan PDIP.
Khofifah juga harus mendapatkan dukungan dari partai berbasis NU, di antaranya PPP.