Berita Surabaya
Pelatihan Perawat Satwa KBS, Datangkan Pawang dari Way Kambas, Dilatih Mengambil Hati Gajah
Nazarudin, yang juga Ketua Mahout Gajah Indonesia menyebutkan untuk melatih mahout tidak cukup hanya dengan pandai memberi makan gajah.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | SURABAYA - Tidak sembarang orang bisa menjadi perawat (keeper) gajah. Bahkan perawat gajah yang sudah ahli pun masih butuh pelatihan agar tidak salah dalam mehamani dan berkomunikasi dengan hewan berbelalai panjang itu.
Guna meningkatkan keterampilan para perawat gajah, Kebun Binatang Surabaya (KBS) melatih tujuh g perawat gajah dengan instruktur konservator gajah dari Way Kambas Sumatera bernama Nazaruddin.
Para perawat gajah atau yang biasa disebut mahout, dilatih untuk mengenal lebih jauh sosok gajah.
Mulai cara menunggang, cara mengecek kesehatan gajar, cara mengecek mulut, hingga cara mengambil hati agar gajah mau menurut dengan perintah mahout.
Nazarudin, yang juga Ketua Mahout Gajah Indonesia menyebutkan untuk melatih mahout tidak cukup hanya dengan pandai memberi makan gajah dan juga rutin memandikan.
“Seorang mahout harus dapat mengerti dan memahami cara merawat gajah dengan benar. Penanganan gajah tidak boleh sembarangan, mereka harus dibekali pengetahuan agar gajah hidup sejahtera,” kata, Jumat (28/7/2017).
Selain itu, yang tak boleh luput, seorang mahout juga bertugas melakukan pengamatan sehari-hari mengenai kesehatan gajah. Bahkan mahout juga dituntut untuk dekat secara personal ddengan setiap gajah yang mereka rawat.
“Makanya dalam pelatihan hari ini saya juga mengeralkan mengenai cara pendekatan individu dengan gajah. Artinya, penanganan gajah yang benar akan berdampak kepada kesejahteraannya supaya mereka tidak merasa terkekang dan dapat merasakan hidup seperti di habitat alaminya,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan seorang mahout yang masih baru membutuhkan pelatihan intensif kurang lebih selama tiga bulan. Pelatihan ini tidak terbatas pada belajar memberikan perintah, namun juga mencakup pengetahuan yang menyeluruh tentang kehidupan gajah.
“Seorang mahout pertama-tama harus bisa mengambil hati gajah. Hal ini dilakukan agar Gajah dapat mengenali suara mahout untuk dapat memahami perintah lisan,” terangnya yang juga berdinas di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur.
Namun, ia menambahkan para mahout yang ada di KBS kali ini bisa menangani gajah dengan baik. Lima ekor gajah di KBS yaitu Doa, Hilir, Lembang, Manis dan Gonzales terlihat sehat dan cukup terawat. Hal ini ditandai dengan postur, pola makan hingga perilaku keseharian.
Menurutnya pemberian pakan gajah KBS cukup baik. Setiap harinya gajah dibberi pakan berupa beras jagung, wortel, rumput, pisang dan pepaya. Sedangkan aktivitas gajah yang diterapkan dalam perawatan gajah di KBS yaitu memberikan kesempatan gajah yang ada berinteraksi satu sama lainnya.
“Para mahout telah memberi kesempatan gajah untuk berinteraksi satu sama lainnya, karena kehidupan gajah di hutan adalah berkelompok. Jadi manajemen KBS menerapkan sistem perawatan dengan tidak merampas hak-hak gajah, seperti memberikan kesempatan mereka untuk breeding atau kawin maupun interaksi satu sama lain,” pungkasnya.
Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS Laily Widya Arisandi mengatakan pelatihan ini ditujukan agar para perawat gajah lebih kompeten dalam merawah satwa gajah yang ada di KBS. “Agar mereka benar-benar memiliki bekal dalam berinteraksi dengan satwa gajah di KBS. Harapannya, saat mereka terampil dalam merawat gajah, maka gajah di KBS juga semakin sejahtera,” katanya.