Pendapat

Fenomena Ahok dan Tantangan Indonesia ke Depan

Fenomena Ahok ini hendaknya jangan membuat bangsa Indonesia dan kaum muslim menjadi terpecah-belah akibat perbedaan pendapat.

Editor: Musahadah
tribunnews
Ahok dan Demo 212. 

Penulis: Jagaddhito Probokusumo
Dokter Lulusan FK UNAIR

Dunia kini menoleh ke Indonesia. Apa yang terjadi selama beberapa bulan terakhir di Indonesia jelas tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Bermula dari pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu yang menyinggung penggunaan ayat suci Al-quran dan berakhir di aksi jutaan umat muslim yang turun ke jalan untuk menuntut keadilan bagi sang Gubernur.

Apabila kita melihat dengan kacamata obyektif, pernyataan sang gubernur jelas tidak tepat dalam konteks kunjungan kerja di Kepulauan Seribu.

Seharusnya sebagai gubernur yang berpidato di depan rakyatnya, beliau tidak perlu membahas urusan kitab suci agama, apalagi bukan agamanya sendiri.

Itu sangat tidak etis dan tidak sesuai dengan konteks kunjungan kerja yang dilakukan sang Gubernur.

Gubernur DKI seharusnya paham bahwa dia adalah pengayom bagi semua suku, etnis, dan agama.

Tidak tepat menyinggung pembicaraan mengenai agama, apapun alasannya karena itu adalah isu yang sangat sensitif bagi rakyat kita.

Artinya, beliau belum menguasai medan dan paham mengenai karakter rakyatnya sendiri.

Sebagai umat muslim pun, kita ternyata dapat mengambil hikmah dengan adanya peristiwa ini.

Tanpa adanya ucapan sang Gubernur mungkin tidak pernah terjadi peristiwa 411 dan 212 tatlaka umat muslim dari seluruh penjuru Indonesia yang berjumlah jutaan orang turun ke jalan melakukan doa bersama di Jakarta.

Umat muslim baik dari kalangan NU, Muhammadiyah, FPI, dan kelompok-kelompok lain datang bergabung dan membaur menjadi satu dalam kegiatan yang menjadi peristiwa terbesar sepanjang sejarah umat Islam di Indonesia.

Hal yang perlu kita ingat ada dua yaitu adanya fenomena Ahok ini hendaknya jangan membuat bangsa Indonesia dan kaum muslim menjadi terpecah-belah akibat perbedaan pendapat.

Kedua, energi umat yang besar ini jangan hanya digunakan untuk mendemo seorang Ahok semata, namun juga momen untuk membangun Indonesia lebih baik ke depan.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved