Berita Surabaya
VIDEO - Derita Bocah Yatim Sumbawa, Putus Sekolah Gara-gara Penyakit Kulit Langka
"Pengin berangkat (sekolah), tapi nggak ada yang mau gendong," tutur Mardiana. Penderitaan gadis yatim ini sungguh berat.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yuli
- Mardiana asal Sumbawa
- Tiga Tahun ini Menderita Penyakit Kulit Langka
- Tiga Kali Diagnosa, Tiga Kali Hasil Berbeda
SURYA.co.id - SURABAYA - Mardiana tersenyum lebar saat menyambut Surya di ruang perawatan Irna Kulit RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Senin (27/3/2017). Gadis 12 tahun ini seakan tak menghiraukan rasa sakit tubuhnya akibat penyakit kulit langka yang hampir merata di seluruh permukaan kulitnya.
"Halo, namaku Mardiana," ujarnya menyapa SURYA.co.id dengan diakhiri sebuah senyuman manis.
Suaranya jelas. Menggunakan bahasa Indonesia yang khas dengan logat khas Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tempat tinggalnya. "Saya tinggal di Labohan Bajo," lanjutnya.
Dengan didampingi ibunya, Maimunnah, ia berusaha menjelaskan penyakitnya kepada Surya. Penjelasan yang juga ia dengar dari dokternya selama ini.
Ia memeriksakan penyakitnya untuk kali pertama pada tiga tahun lalu dengan ditemani oleh sang ayah. Saat itu, bercak putihnya hanya ada di bagian jari tangan dan mata kaki. Ia memeriksakan ke Puskesmas Kecamatan Utan.
Pada pemeriksaan awal, ia masih bisa berjalan. Menurut dokter yang memeriksanya saat itu, Mardiana didagnosa menderita penyakit tifus. Ia pun harus mengalami opname beberapa hari.
Namun, karena keterbatasan biaya, ia akhirnya harus pulang sebelum sembuh. Sejak itulah, penyakit kulit yang ia derita terus menjalar.
Tak hanya menyebakan perubahan warna kulit, penyakit ini ternyata juga membuat Mardiana tak bisa berjalan. Alhasil, sejak kelas tiga itulah ia terpaksa tak bersekolah hingga saat ini.
Meski demikian, keinginan mendapat ilmu sama seperti teman sebayanya pun masih begitu besar. "Pengin berangkat, tapi nggak ada yang mau gendong," tuturnya.
Tak hanya itu, ketika ulangan, ia juga sering meminta temannya untuk membawakan kertas soal agar ia bisa mengerjakan di rumahnya. "Di rumah nggak ada buku. Kalau mau belajar, ya nunggu teman-teman main ke rumah," ujarnya.
Menariknya, walau telah lama tak bersekolah, pengusaan Mardiana terhadap Bahasa Indonesia ternyata cukup fasih. Padahal, sang ibu, tak bisa menggunakan Bahasa Indonesia. "Saya diajari Uwa (ayah)," cerita bungsu dari enam bersaudara ini.
Bank Jatim Rilis Tabungan Santri untuk Menggarap Potensi Ekonomi Syariah |
![]() |
---|
Tays Bakers Kenalkan Snack TRICKS Cheese Ramyeon, Makanan Ringan dengan Cita Rasa Gurih |
![]() |
---|
SKK Migas dan KKKS Bidik Fresh Graduate untuk Beberapa Posisi Pekerjaan di Sektor Hulu Migas |
![]() |
---|
PT Hartadinata Abadi Ekspor Perdana Perhiasan Emas ke India |
![]() |
---|
PLN NP Cegah Abrasi di Pantura Jateng dengan Maksimalkan Pengolahan FABA |
![]() |
---|