Liputan Khusus Pomade
Pomade Ngehits di Kalangan Muda Berkat Menjamurnya Barbershop, Ini Buktinya
Mayoritas barbershop di Surabaya menjual pomade. Mereka tidak hanya menjual pomade produksi lokal, tapi juga impor.
SURYA.co.id | SURABAYA - Bisa dibilang, ngetrennya kembali pomade di kalangan anak muda, atau para kaum melenial, berkat menjamurnya barbershop.
Tempat cukur jenis itu mempopularkan kembali gaya rambut nyentrik, seperti undercut, pompadour, slick back, dan the quiff.
Nah, model-model tersebut identik dengan penggunaan pomade agar hasilnya maksimal.
Mayoritas barbershop di Surabaya menjual pomade. Mereka tidak hanya menjual pomade produksi lokal, tapi juga impor.
The Roots Barbershop, misalnya, mengaku bisa menjual 20 biji pomade per minggu.
Itu baru penjualan untuk satu barbershop saja, di Jalan Pandan Surabaya.
The Roots Barbershop memiliki banyak cabang yang tersebar di lima kota dari Jakarta hingga Batam.
Melia Santyantika, admin The Roots Barbershop mengatakan, penjualan pomade lokal lebih tinggi saat ini.
Perbandingannya dengan produk impor 70:30. Salah satu produk pomade impor yang peminatnya masih banyak adalah merek Suavecito, asal Amerika Serikat.
Ia bilang, banyak produk impor yang lebih bagus ketimbang produk lokal saat pomade pertama kali booming sekitar 2013.
Namun seiring berjalannya waktu, pomade lokal juga mulai mengikuti dari sisi kualitas produk serta lebih variatif.
“Pomade lokal harganya berkisar Rp 120.000 per biji. Sementara untuk produk impor ada yang Rp 350.000 per biji. Itu untuk ukuran 120 gram,” kata Melia.
Sementara di salah satu cabang Coolio Barbershop di Jalan Siwalankerto, pomade juga termasuk barang yang sering dicari pelanggan.
Terkadang pelanggan bahkan datang ke sana hanya untuk membeli pomade, tanpa mencukur rambutnya.