Ini Alasan Sopir Angkot dan Taksi Konvensional di Surabaya Demo Taksi Online

SURYA.co.id | SURABAYA - Ratusan pengemudi angkot dan taksi konvensional di Surabaya akan menggelar unjuk rasa besar-besaran di Surabaya, Senin (20/3/2017) mendatang. 

Menurut anggota Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Jatim, Subekti, unjuk rasa ini dilakukan karena para pengemudi angkot dan taksi konvensional tak lagi bisa menahan diri atas praktik taksi online yang dinilai tak taat aturan. 

Menurut Subekti, sejak masuk di Surabaya pada Januari 2016 lalu, angkutan berbasis online memang kian diminati. Salah satu penyebabnya, tarif yang sangat murah.

Bahkan, penumpang dengan jarak dekat pun dapat diangkut dengan taksi online dengan tarif hanya sekitar Rp 10.000-an. Maklum, rata-rata tarif taksi online memang Rp 2.000 per kilometer.

Selain murah, kenyamanan dan kemudahan menjadi daya tarik angkutan tersebut. 

Hanya saja, kata Subekti, banyak taksi online yang kini tak hanya melayani penumpang melalui aplikasi. Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan para pengemudi angkot dan taksi konvensional menggelar unjukr asa. 

"Kami menuntut Gubernur Pakde Karwo untuk mengatur liarnya taksi online. Kami sadar tak mungkin taksi online dihapus," kata Ketua SPTI Jatim, Subekti.

Selain praktik itu, hal lain yang dianggap tak adil adalah para pengemudi taksi online tak perlu melakukan uji kir dan hanya perlu memiliki SIM A biasa. 

"Tak biasa dibiarkan. Semua Harus diatur agar kami tidak makin dirugikan. Kami upayakan aksi kawa -kawan Senin besok kondusif," kata Subekti. 

Baca: Pengemudi Angkutan Kota di Surabaya Rencana Demo Taksi Online, ini Dampaknya