Berita Pasuruan

Ada Perjuangan Hebat di Balik Kepulangan Dua Jemaah Umroh Tertahan di Jeddah

Berlina, anak jamaah umroh yang ditahan di Jeddah karena bercanda soal bom, berkisah banyak soal perjuangannya memulangkan sang bunda.Ini kisahnya...

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/Galih Lintartika
Berlina Marganita (kiri), Kamis (23/2/2017), mencium tangan sang bunda yang akhirnya diizinkan pulang ke Indonesia setelah 1,5 bulan ditahan di Jeddah karena bercanda soal bom di pesawat. 

SURYA.co.id | PASURUAN - Mata Berlina Marganita, anak kedua Umi Widayani Djaswadi (56) warga Jalan Bendosolo, Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Pasuruan, tampak berkaca - kaca saat menunggu kepulangan mamanya di Ruang Kedatangan Bandara Internasional Juanda di Sedati, Sidoarjo, Kamis (23/2/2017) malam.

Ia merupakan salah satu pihak yang berjuang untuk kepulangan mamanya dan tantenya Triningsih Kamsir Warsih (50) warga Dusun Pilangsari, Desa Beji, Kecamatan Beji.

Mama dan tantenya ini sempat ditahan di Penjara Wanita di Jeddah karena bercanda soal bom di dalam pesawat dengan pramugari Royal Brunei Airlines.

Menurut Berlina, Sampai akhirnya dipulangkan hari ini, berarti sudah  hampir 1,5 bulan mamanya ditahan di Jeddah dan tidak diperbolehkan pulang.

Sedih dan galau, itulah yang dirasakannya. Di tengah kesibukannya sebagai marketing sebuah produk mobil , ia harus membagi waktu untuk pekerjaan, merawat tiga buah hatinya, dan mencari cara agar mamanya pulang.

Kepada Surya.co.id, Berlina, sapaan akrab Berlina Marganita, ini mengaku semuanya dicurahkan untuk fokus mencari cara agar mamanya ini pulang.

"Saya tidak percaya kalau mama saya dan tante itu membawa bom. Saya dengar pengakuannya langsung. Makanya saya bersikukuh mencari cara agar mama dan tante saya dibebaskan," katanya.

Dia mengungkapkan, awalnya sempat kesulitan untuk memproses pemulangan mama dan tantenya. Ia menemui jalan buntu. Bahkan, ia pun sempat putus asa karena sudah tidak ada jalan lain selain pasrah.

"Temui jalan ini susah tembus, temui jalan lain juga susah tembus. Akhirnya, saya sempat down dan putus asa kapan lalu," ungkapnya.

Ibu tiga anak ini mengungkapkan, akhirnya suatu ketika, mendapatkan ilham dan diberi jalan untuk menghubungi kepala desa, camat, dan pejabat di atasnya.

"Setelah itu, saya baru bisa komunikasi sama menteri dan pejabat diatasnya, hingga akhirnya bisa komunikasi dengan KJRI di Jeddah sana," paparnya.

Alhasil, ia pun selalu mendapatkan kabar terbaru dari mama dan tantenya ini hingga akhirnya dibebaskan. Ia pun mengaku sampai membuat grup whatsapp yang isinya keluarga mama dan keluarga tantenya, pihak travel dan KJRI.

"Grup itu saya kasih nama Jeddah, dimana di dalamnya berisi tentang info dan kabar terbaru tentang mama dan tantenya. Grup ini sangat membantu," tandasnya.

Tak hanya itu, ia juga rela tidak tidur untuk salat dan dzikir. Ia pun mengungkapkan rutin membuat pengajian kecil - kecilan setiap jumat untuk mendoakan mama dan tantenya agar mendapatkan kemudahan.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved