Bila Pelajar SD Belajar Bahasa Jepang

Reportase Anang Pujimanto
Staf TU SD Muhammadiyah 4 Surabaya

MESKI bukan bagian dari enam bahasa resmi PBB, bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa dengan jumlah penutur cukup banyak dan mempunyai peran sangat penting dalam pergaulan negara-negara di dunia.

Melihat hal tersebut, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bahasa Jepang di tahun ajaran 2015/2016 dengan tenaga pengajar mahasiswa dari jurusan bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dua di antaranya adalah yaitu Hida dan Erma.

Ekstrakurikuler bahasa Jepang yang merupakan satu-satunya dan pertamakalinya untuk jenjang sekolah dasar ini diadakan setiap Sabtu pukul 10.00-11.30 WIB diikuti 70 siswa kelas III hingga VI, ujar ustadz Edy Susanto.

Umumnya penyelenggara ekstrakurikuler bahasa Jepang untuk jenjang SMP dan SMA, timpal Erma,  pengajar ekstrakurikuler bahasa Jepang di sela-sela mengajar, Sabtu (4/2/2017).

“Untuk pemula level SD siswa-siswa diajarkan bagaimana mengucapkan salam, memperkenalkan diri atau perkenalan, dan mengenalkan nama-nama benda,” sambung Erma.

Siswa juga diajarkan tentang kegiatan sehari-hari, nama-nama tempat, waktu, dan angka-angka.

Bahasa Jepang mengenal tiga huruf atau aksara, yaitu hiragana, katakana, dan kanji.

“Hiragana digunakan untuk kata asli Jepang, kalau katakana digunakan untuk kata serapan, sedangkan kanji biasanya untuk karya tulisan kaligrafi,” tambah Erma.