Berita Pasuruan

DPRD Pasuruan Minta Jasa Travel Umroh Lebih Detail Saat Pembekalan

"Kejadian dua jamaah umroh yang ditahan di Jeddah akibat becanda bom di atas pesawat harus dijadikan sebagai pelajaran. jangan sampai ada kejadian ser

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Yoni
surya/ist
Triningsih Kamsir Warsih (50) (kanan) dan Umi Widayani Djaswadi (56) (tengah) saat menjalani pemeriksaan di Jeddah., Arab Saudi 

SURYA.co.id | PASURUAN - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan Sudiono Fauzan meminta jasa travel atau biro perjalanan umroh di Pasuruan untuk lebih kritis saat pembekalan jamaah umroh yang akan berangkat ibadah ke tanah suci.

"Kejadian dua jamaah umroh yang ditahan di Jeddah akibat becanda bom di atas pesawat harus dijadikan sebagai pelajaran. jangan sampai ada kejadian serupa terulang di lain waktu," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Dia meminta biro perjalanan untuk memastikan bahwa seluruh jamaah yang dibawanya ini mengerti dan memahami aturan selama pelaksanaan umroh.

Ia meminta, biro perjalanan atau travel memberikan pemahaman apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan jamaah selama pelaksanaan umroh di Arab Saudi.

"Jamaah umroh ini kan bertamu di negara lain. Ada istiadat, sikap di Arab Saudi jelas berbeda dengan di Indonesia. Oleh karena itu, harus ditegaskan jamaah harus mengikuti ada istiadat yang ada disana," ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Dion, sapaan akrab Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan menambahkan, hal terpenting adalah pemahaman tentang apa yang tidak diperbolehkan saat berada di sana. Semisal, tidak boleh menggunakan pakaian ketat, harus sopan, dan sebagainya.

"Hukum di sana sangat keras. Jangan sampai, orang Indonesia ini salah bersikap dan nantinya akan menjadi petaka buat yang bersangkutan," jelasnya.

Tidak hanya itu, Dion menambahkan, bahwa pemahaman dalam bersikap juga harus disampaikan pihak travel ke para jamaah saat berada di atas pesawat.

Sebab, tidak semua orang sudah pernah naik pesawat. Ada yang baru pertama kalinya naik pesawat dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

"Suatu contoh ada penumpang yang baru pertama kalinya naik pesawat, dia tidak bisa dan tidak tahu caranya buang air di toilet pesawat. Alhasil, yang bersangkutan menahan buang air kecil sampai pesawat itu mendarat," ungkapnya.

Candaan soal bom di atas pesawat ini, lanjut Dion , juga karena ketidaktahuan yang bersangkutan soal etika dan bersikap di atas pesawat.

Faktor lain, mungkin dari pihak travel atau biro perjalanan tidak menyampaikan hal itu sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.

"Terlepas dari itu, kami sedang berupaya untuk membantu pemulangan dua warga Pasuruan ini. Kami selaku pemerintah daerah siap membantu percepatan pemulangan dua jamaah ini," tandasnya.

Ia menjelaskan, saat ini, pemerintah Pasuruan juga sudah ikut turun dalam menangani permasalahan ini.

Bahkan, ia menyebut, pemerintah daerah juga sudah mendampingi keluarga dua jamaah yang tertahan di Jeddah.

"Sudah kami dampingi. Sudah kami minta untuk bersabar. Kami juga sedang berusaha komunikasi dengan meminta bantuan banyak pihak, " jelasnya.

Dion menuturkan, pihaknya akan memeriksa semua izin biro perjalanan atau travel umroh di Pasuruan. Ia tidak segan, jika semisal ada travel - travel yang tidak memiliki izin akan dicabut izinnya. "Kami masih kumpulkan data ini," pungkasnya.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved