Opini
Publikasi Internasional : Meningkatkan Produktivitas Meluruskan Niat
publikasi internasional membuat hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia mendunia. Tak kalah penting dari tujuan-tujuan itu...
Oleh : Sulikah Asmorowati, S.Sos, MDevSt, PhD
Salah satu upaya untuk mendukung program internasionalisasi universitas adalah digalakkannya publikasi ilmiah internasional oleh staf pengajar, maupun mahasiswa, khususnya mahasiswa S3.
Lebih rigid lagi, publikasi ini harus berstandard terbaik yaitu harus terindeks Scopus, Thomson dan beberapa provider pengindeks terkemuka internasional lain. Publikasi internasional ini juga dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dosen (terutama untuk menjadi guru besar), juga sebagai syarat untuk banyak aspek lain, di antaranya sebagai syarat keluaran untuk program hibah penelitian di lingkungan Kementerian Ristek Dikti, baik yang dikelola secara terpusat oleh Dikti maupun yang sudah didesentralisasikan ke universitas, bahkan di tingkat fakultas.
Tujuan peningkatan publikasi ilmiah ini tentunya positif, yaitu meningkatkan produktivitas staf pengajar dalam menulis; disamping yang terpenting sebagai arena untuk menyebarkan atau diseminasi hasil penelitian dan karya ilmiah lain, sehingga isu-isu atau debat terkini (state of the arts) dari suatu bidang kajian dapat tereksplorasi. Singkatnya publikasi internasional membuat hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia mendunia. Tak kalah penting dari tujuan-tujuan tersebut, seharusnya adalah terbentuknya ilmuan-ilmuan (theorists) Indonesia berkelas dunia.
Singkatnya, banyak hal positif dapat diambil dari kegiatan publikasi ilmiah internasional, meskipun dalam pandangan lain, ada juga pendapat: kok mau kita (atau negara berkembang lain seperti Indonesia) disetir lembaga-lembaga pengindeks yang kebanyakan dari Barat tersebut.
Terlepas dari analisis dan pandangan negatif ini, seyogyanya, tujuan dan niat penulisan di jurnal internasional ini dikembalikan ke ‘fitrahnya.’ Yaitu, bukan hanya berorientasi untuk mengejar ranking atau insentif penulisan jurnal yang disediakan, namun bagaimana seharusnya ilmuwan Indonesia bisa berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta engage dalam debat teoritis maupun praktek keilmuan di tingkat internasional, dan bahkan menjadi theorist atau ilmuwan berkelas dunia.
Kesempatan untuk mendapatkan manfaat positif dari publikasi internasional semakin dimungkinkan dengan keikutsertaan sebagai presenter dalam seminar internasional, seperti yang baru diselenggarakan Fisip Unair November 2016 lalu (Internasional Conference on Social and Political Affairs (ICOCSPA 2016), dimana penulis adalah ketua panitianya). Arena pertemuan internasional ini seharusnya mempermudah niat akademisi maupun profesional Indonesia menuju world class scholar and profesionals. Namun hal ini bisa menjadi kenyataan hanya jika keikutsertaan tersebut tidak hanya untuk mengejar SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas), sertifikat maupun insentif lain.
Dengan meluruskan niat keikutsertaan dalam pertemuan tersebut, maka kehadiran di seminar internasional seharusnya tidak hanya ketika jadwal presentasinya, namun arena konferensi internasional seharusnya dimanfaatkan untuk memperluas jaringan (network) dan yang terpenting memperluas cakrawala berpikir dengan mendengarkan presentasi keynote speakers maupun presenter-presenter yang lain. Akhirnya akademisi kelas dunia masih menjadi PR bagi sebagian besar kalangan akademisi Indonesia.
Untuk menuju world class scholar tersebut, meluruskan niat tentang esensi dan tujuan publikasi internasional serta keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah internasional seharusnya menjadi awal dari progres internasionalisasi ke depan.
***
Penulis adalah staf pengajar, sekaligus Kepala Departemen Administrasi/Koordinator Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara (IAN), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Di almamater tersebut, penulis juga menyelesaikan Program S1-nya.
Sesuai dengan tuntutan pengembangan program studi, dimana salah satu konsentrasi dalam Prodi S1 IAN FISIP UNAIR adalah Manajemen Pembangunan; Program S2 dan S3 penulis diperoleh dari Development Studies Program, The University of Melbourne, Australia.
Penulis banyak melakukan penelitian dan kajian dalam bidang administrasi dan manajemen pembangunan. Beberapa topik penelitian dan karya ilmiah yang pernah dilakukan dan ditulis penulis antara lain adalah tentang kemiskinan, masalah-masalah gender, anak jalanan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan alternatif, pembangunan yang berbasis atau yang digerakkan masyarakat (Community Driven Development) dan pembangunan inklusif (inclusive development). Selain itu kajian-kajian dalam administrasi publik, seperti reformasi administrasi publik dan reformasi birokrasi juga menjadi perhatian penulis. Tulisan dan karya jurnal ilmiah penulis banyak tersedia secara online, diantara Urban Poverty and Rural Development Bias yang terindeks scopus dan beberapa tulisan lain.