Liputan Khusus 27 Peretas
Tinggalkan Kemapanan, 2 Bersaudara Banyuwangi Sukses Kembangkan Lele Booster (bag.1)
Booster merupakan teknik pengairan khusus yang membuat produksi lele lebih banyak dan cepat besar. Dengan sistem ini mereka membina peternak-peternak
Penulis: Haorrahman | Editor: Eben Haezer Panca
Agus Riyanto dan Anang Setiawan, kakak beradik asal Dusun Tlogosari, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, menarik perhatian karena kiprahnya membangun desa kelahirannya. Pernah sukses di kota besar, mereka memilih untuk kembali ke desa. Tidak hanya sukses secara ekonomi, mereka juga turut mengajak warga desanya untuk sukses bersama mereka.
SURYA.co.id | BANYUWANGI - Kakak beradik yang hanya beda dua usia dua tahun ini, merupakan sosok penting di balik inisiatif lele booster.
Booster merupakan teknik pengairan khusus yang membuat produksi lele lebih banyak dan cepat besar. Dengan sistem ini mereka membina peternak-peternak lele di Jambewangi.
Agus sebelumnya telah sukses sebagai karyawan finance di Surabaya yang bergaji Rp 10 juta per bulan. Dia juga punya bengkel di Surabaya. Namun akhirnya dia memilih untuk kembali dan membangun desa.
Demikian juga dengan Anang. Pernah berkarier sebagai financial consultant di perusahaan asuransi. Ia juga pernah bekerja sebagai Syariah Funding Executive di salah satu bank syariah. Anang juga merupakan pemenang ajang Ideafest 2015, salah satu ajang kreativitas di Indonesia.
Di akhir 2014, keduanya membangun 28 petak kolam dan bibit ikan. Agus memilih budidaya ikan lele. Yang membuat produk lele mereka berbeda adalah pakan dan konsentrat yang berkualitas untuk lelenya. Mereka benar-benar menjaga kualitas lele produksinya.
"Sirkulasi air kolam lele kami jaga kebersihannya. Demikian juga dengan pakannya. Kami beri pakan full pellet dengan kandungan protein di atas 30 persen dan vitamin," kata Agus.
Dengan metode ini, lele menjadi lebih kenyal dan enak. Bahkan bisa dibuat fillet dan sushi.
Dengan sistem itu, dalam setahun Agus bisa tiga hingga empat kali panen. Tiap empat petak Agus mampu menghasilkan 28 ton ikan lele sekali panen dengan keuntungan Rp 300.000 perkuintal.
Dengan demikian tiap empat petak tiap kali panen, Agus bisa mengantongi Rp 12 juta.
Sedangkan Agus memiliki 28 petak, dengan demikian tiap kali panen ia bisa mengantongi Rp 84 juta.
Masa panen ikan lele, minimal tiga kali setahun. Jadi, apabila dibagi rata-rata tiap bulan, Agus mendapat keuntungan Rp 21 juta. Itu bisa lebih karena bisa satu tahun panen empat kali. Apabila empat kali panen, bisa mendapat Rp 30 juta perbulan.
"Jadi ada keuntungan Rp 12 juta per empat petak. Jika ada 28 petak tinggal mengalikan sendiri," katanya tersenyum.
Lele mereka dipasok untuk memenuhi kebutuhan Banyuwangi, Surabaya, dan Bali.
Tidak hanya untuk ekonomi mereka, Agus dan Anang membentuk komunitas ekonomi lokal yang anggotanya dari pemuda-pemuda desa.
Mereka berdua menginisiasi gerakan bernama Gerakan Pulang ke Desa. Mereka percaya masih banyak potensi desa yang bisa dikembangkan. Anang mengatakan, mengembangkan daerah asalnya dengan memberikan pelatihan ternak lele pada pemuda di desanya.