Citizen Reporter
Mencetak Generasi Emas Indonesia, Ini Yang Harus Dilakukan
penguatan pendidikan karakter akan mendapat porsi terbanyak bagi anak didik dasar demi mencetak generasi emas Indonesia di tahun 2045 nanti...
Reporter : Mulyanto
Staf SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
STAF ahli Kemdikbud bidang Pembangunan Karakter, Dr Arie Budhiman, menyosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kepada 250 kepala sekolah dan guru peserta Grand Final Lomba Budaya Mutu SD tingkat Nasional ke-3 Tahun 2016 di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (13/10/2016).
Dikatakan Arie, PPK mengusung misi mulia untuk pembangunan sumber daya manusia berkualitas, menyiapkan generasi emas 2045 dengan keterampilan yang kualitas karakternya mampu membawa bangsa bangkit dari keterpurukan menuju jalan cahaya yang menyilaukan.
”Porsi di SD PPK harus diberikan 70 persen dan di SMP sebanyak 60 persen sisanya pendidikan umum,” jelas Arie.
PPK teramat penting mengingat kondisi terkini subjek pendidikan sudah kronis. Data fakta yang diungkap Arie menunjukkan, anak belia generasi bangsa masih mendominasi perilaku tidak terpuji dan bahkan terjerembap dalam nista kriminal, baik sebagai pelaku maupun korban. Seperti kasus narkoba, pelaku pornografi pornoaksi, penyimpangan seksual, dan kejahatan lainnya.
Menurut Arie, urgensi aktualisasi kebijakan PPK sangat diharapkan menjadi solusi. Caranya dengan mengintegrasikan tri pusat pendidikan: pengasuhan optimal orangtua di rumah, pendidikan yang ramah di sekolah, serta lingkungan masyarakat yang memanusiakan anak.
Input tersebut jika berjalan sebagaimana mestinya, harapan mewujudkan generasi emas pemimpin masa depan yang unggul dan berbudi dapat terealisasi.
Sementara proses PPK yang harus dijalankan tri pusat pendidikan tadi harus mengarah pada harmonisasi olah hati (etika), olah fikir (literasi), olah karsa (estetika), dan olahraga (kinestetika).
Output yang diharapkan akan menghasilkan kristalisasi nilai-nilai karakter utama seperti nilai relegius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan berintegritas tinggi dapat terwujud seutuhnya.
Penyiapan generasi emas adalah tanggungjawab semua. Oleh karena itu, PPK wajib dijalankan dengan cara kolaborasi ekosistem pendidikan orangtua, sekolah, dan masyarakat.
“Kita harus ubah paradigma dalam membumikan PPK. Prinsipnya anak ber-PPK karena haknya bukan kewajibannya, lalu metode harus pembiasaan bukan pemaksaan, pendekatannya harus budaya keaarifan bukan kekakuan, dan nilainya adalah kebahagiaan bukan kepatuhan,” tandasnya.