Berita Surabaya

Batik Lawas Warisan Leluhur, Ny Fatmawati Saifullah Yusuf: Sudah semestinya Kita Lestarikan

"Banyak sekali saat ini pembuatan batik secara instan, yang artinya menggunakan print. Di sini, kita bisa menjumpai batik lawas berumur 90-an."

Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Parmin
surya/habibur rohman
LUKIS & BATIK LAWASAN - Ketua Umum Badan Kerjasama organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jatim Fatmawati Saifullah Yusuf mengamati batik "Lawasan"(batik lama) pada pembukaan pameran tunggal koleksi batik lawasan dan lukisan Laras di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jumat (14/10/2016). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pemberdayaan perempuan terus dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur (Pemprov) kepada para perempuan.

Hingga saat ini, pemberdayaan perempuan di Jatim mulai berangsur naik meskipun belum sepenuhnya menyeluruh.

Ini disampaikan Ketua Umum Badan Kerjasama organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jatim Fatmawati Saifullah Yusuf, saat membuka pameran tunggal koleksi batik lawasan dan lukisan Laras.

Bertemakan Menoreh Jejak Warisan Budaya yang digelar di Ballroom Hotel Mercure Jalan Darmo, Surabaya ini, istri dari Wakil Gubenur Jawa Timur Saifullah Yusuf berpesan kepada masyarakat supaya turut melestarikan keberadaan batik.

Pasalnya, seiring berjalannya waktu keberadaan batik mulai terpinggirkan terlebih pembuatan batik dengan menggunakan alat tradisional.

"Batik ini merupakan warisan budaya leluhur yang sudah semestinya kita lestarikan dan jaga. Banyak sekali saat ini pembuatan batik secara instan, yang artinya menggunakan print. Di sini, kita bisa menjumpai batik lawas yang sudah berumur 90-an bahkan sampai yang paling baru," kata Fatmawati Saifullah Yusuf, Jumat (14/10/2016).

Untuk perkembangan saat ini lanjut Fatmawati, perempuan di Jawa Timur mulai banya yang mandiri. Walaupun, belum sepenuhnya menyeluruh. Ia pun berharap, perkembangan jaman dapat dimanfaatkan para perempuan untuk perkembangan ekonomi.

"Alhamdulillah ya, saat ini wanita-wanita di Jatim sudah mulai mandiri. Ini pun tidak lepas dari pemberdayaan yang dilakukan dari sektor pemerintah daerah," jelasnya.

Sementara itu, penyelenggaran pameran Lerem Pundilaras mengatakan, konsep yang diambil dari dalam pameran tunggal ini lebih kepada memberikan edukasi ke masyarakat tentang batuk lawas. Terlebih, saat ini jarang sekali dijumpai batik yang memiliki desain bermotif kecil.

"Sekarang sudah hampir tidak ada canting yang ukurannya nol koma nol sekian, saat ini lebih banyak kepada batik print," kata perempuan yang suka mengkoleksi batik.

Pameran digelar mulai tanggal 14-20 Oktober ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi para penyuka batik.

Selain batik, juga ada lukisan yang dipadukan dengan kain batik. Lukisan itu pun dinamakan Miss Media.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved