Berita Kampus Surabaya
Tali Jagat, Tali Multiguna Karya Mahasiswa UC, Bisa untuk Ikat, Jepit, dan Pengganti Tas Kresek
"Kami lakukan eksperimen dengan bahan Poripropilen, dan Tali Jagat ini hasilnya," kisahnya, Jumat (23/9/2016).
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Maraknya penggunaan plastik dan tali karet, yang menimbulkan pencemaran lingkungan membuat mahasiswa Uiversitas Ciputra berinovasi. Mereka membuat tali lain lebih ramah lingkungan, mudah urai, dan tahan lama.
"Kita research Indonesia menggunakan plastik sebanyak 50 ton perharinya. Kalau dibiarkan terus menerus, efeknya akan sangat berbahaya bagi lingkungan kita," kata Alena Gunawan, mahasiswa Jurusan Fashion Desain and Bisnis Universitas Ciputra.
Mewakili teman-temannya, Alena menceritakan awal mula proses membuatnya.
"Waktu itu salah satu teman kami jalan-jalan ke luar negeri, Asia. Lalu dia menemukan teknologi baru yang dipakai untuk mengikat makanan yang mereka jual. Lalu kami lakukan eksperimen dengan bahan Poripropilen, dan Tali Jagat ini hasilnya," kisahnya, Jumat (23/9/2016).
Ellena bersama Nimas Diana, Inneke Agustina, Devina Apricia, dan Elizabeth Michelle, tim Tali Jagat menuturkan tali berdiameter 10 cm ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan.
"Bisa untuk mengikat, menjepit, atau mengganti tas kresek. Targetnya kami akan menjualnya kepada pedagang menengah ke bawah yang masih menggunakan kantong kresek. Misalnya tukang soto dan bakso," tambahnya.
Rencabaya tim Tali Jagat akan mulai melakukan sosialisasi dan memproduksi secara massal.
"Ada dua ukuran packaging. Pertama 650 pcs kami jual dengan harga Rp 30 ribu. Sedang yang kecil 30 pcs dengan harga Rp 5 ribu.
Stephanus Eko Wahyudi, Koordinator Mata Kuliah Entrepreneur 3 menuturkan temuan inovasi ini termasuk salah satu misi UC sebagai kampus Entrepreneur.
"Kami berharap para mahasiswa bisa menciptakan lapangan perkerjaan mereka sendiri. Apalagi bisa menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Ini karena di Indonesia perguruan tinggi sudah banyak, tapi tidak semua lulusan perguruan tinggi tidak terserap industri," tutupnya.