Pemkot Surabaya

Ada Tulisan 'Sedang Istirahat' di Ruang Pelayanan e-KTP, Padahal. . .

Ada tulisan 'Sedang Istirahat' di pintu kecamatan, tetapi di dalam ruang penuh orang. Akhirnya, kami putuskan pulang.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Yuli
surya/ahmad zaimul haq
Ilustrasi perekaman data warga untuk KTP elektronik (eKTP). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Terik panas bumi Surabaya tak menyurutkan langkah Erni (44) dan suami, Muhammad Zainul Anwar (48), menuju kantor Kecamatan Wonocolo, Surabaya, untuk memperbarui e-KTP.

Ini karena keduanya tak ingin ketinggalan dalam proses e-KTP, yang segera berakhir awal Oktober nanti.

"Suami saya kan butuh e-KTP sewaktu-waktu. Jadi mumpung suami libur kami berencana mengurusnya," katanya, saat ditemui SURYA.co,id di kediamannya di Jemur Wonosari Lebar 62, Surabaya.

Usai menjemput anak di sekolah, pasangan suami istri ini menuju kecamatan. Seperti yang mereka duga, kantor kecamatan sudah penuh warga yang juga mengurus e-KTP.

"Ada tulisan 'Sedang Istirahat' di pintu kecamatan, tetapi di dalam ruang penuh orang. Akhirnya, kami putuskan pulang karena anak juga butuh istirahat, untung rumah tak jauh," terangnya.

Pukul 14.00, Erni dan suami kembali lagi, suasana kantor kecamatan tak jauh beda dari saat pertama kali mereka datang. Masih ramai dan penuh sesak.

"Tetapi kami tetap masuk. Biar tuntas nggak ada tanggungan," kata Zainuddin Anwar.

Menunggu antrian sekitar satu jam, keduanya pun mendapat giliran. Erni dan suami memang sudah memiliki e-KTP, dan sekarang hanya pembaruan.

"Saya tunggu 5 menit saja untuk konfirmasi e-KTP. Tapi milik suami saya bermasalah, hologramnya rusak jadi datanya nggak terbaca. Petugas meminta mengurus bawa fotokopi KTP, tunggu dua sampai tiga bulan untuk e-KTP baru," papar Erni.

Masih KTP Lama
Berbeda dengan Erni yang ingin segera mengurus e-KTP, Luluk Hidayati (36), warga Wonocolo belum berniat mengurus.

"Saya dengar soal pembaruan e-KTP ini sudah lama. Tapi saya pikir buat apa sih, kan e-KTP saya tertera bisa diperbarui sampai 2017. Apalagi orang-orang juga belum terlalu ramai, kalau masih bisik-bisik tetangga males ngurus," tuturnya.
Berbeda kasus, Atourrohman (32), warga Jemur Wonosari Gang Mualim, mengaku masih belum ada waktu mengurus e-KTP, karena sibuk.

Ia mengungkapkan, dirinya sudah pernah membuat e-KTP sekitar dua tahun lalu, tetapi tak pernah mendapatkan kabar terkait e-KTPnya.

"Dulu sempat ada tempelan data terkait informasi e-KTP, yang bisa diambil di kecamatan, tetapi nama saya nggak ada. Sampai sekarang masih pakai KTP lama," tutupnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved