Berita Surabaya
Atlet Peraih Medali Emas yang Kini Jadi Penarik Becak, Akhirnya Ditawari Pindah ke Rusun
Lantas bagaimana respon Suharto? Apakah dia menerima tawaran dari Pemkot Surabaya?
Penulis: Eben Haezer Panca | Editor: Rahadian Bagus Priambodo
SURYA.co.id|SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akhirnya memberi perhatian terhadap Suharto, mantan atlet balap sepeda peraih emas Sea Games 1979 yang kini menjadi penarik becak.
Pria 64 tahun itu ditawari pindah ke rumah susun Romokalisari dan dijanjikan mendapat penghidupan yang layak di tempat tersebut.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Surabaya, Imam Siswandi menuturkan, setelah membaca pemberitaan di Harian Surya (baca : Surya Cetak edisi 16 Agustus 2016 hal 22 berjudul: Peraih Emas Sea Games Kini Penarik Becak), pihaknya langsung mendatangi kediaman Suharto di Jl Kebondalem VII Surabaya.
“Kami sudah datang ke kediaman beliau (Suharto) dengan didampingi lurah setempat untuk mengetahui kondisi pak Suharto,” ujar Imam saat ditemui Rabu (17/8/2016).
Dari kunjungan tersebut, Imam mengaku prihatin dengan kondisi terkini Suharto. Selain tempat tinggalnya yang dianggap tidak layak huni, kondisi perekonomian dan kesehatan lelaki tersebut memang memprihatinkan.
Karena itulah, Imam pun menawari Suharto untuk pindah ke rumah susun Romokalisari, Benowo.
Menurutnya, dengan pindah ke tempat tersebut, Suharto setidaknya bisa menghemat sebagian penghasilannya. Selama ini, dengan menempati rumah kost di Jl Kebondalem, Suharto mesti mengeluarkan biaya Rp 200.000 perbulan.
Sementara apabila tinggal di rusun Romokalisari, Suharto hanya perlu mengeluarkan biaya sewa Rp 50.000 perbulan.
”Berarti beliau bisa menghemat 150.000 perbulan. Selain itu, pak Suharto juga bisa menghemat biaya bahan bakar. Selama ini di kosnya yang sempit, pemilik kos tidak memperkenankan menggunakan tabung elpiji untuk masak. Jadi keluarga pak Suharto harus pakai minyak tanah. Padahal kan mahal,” tuturnya.
Apabila Suharto bersedia pindah ke rusun, Imam menjajikan Suharto bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Apalagi di kawasan rusun tersebut, Pemkot Surabaya berencana membangun sejumlah fasilitas yang tentunya akan membutuhkan personil untuk mengoperasikannya.
”Tahun ini Pemkot akan menuntaskan pembangunan depo untuk pengelolaan sampah di kawasan itu. Kalau pak Suharto mau, beliau nanti juga bisa bekerja di sana. Tidak perlu menarik becak lagi,” ucap Imam.
Tidak cukup sampai di situ, untuk menyembuhkan sakit hernia yang saat ini diidap Suharto, Kabag Kesra telah meminta lurah setempat untuk mendampingi Suharto menjalani pemeriksaan di RS Soewandi. Didukung dengan kartu BPJS Kesehatan yang telah dimilikinya, pemeriksaan itu dijamin gratis.
Sementara untuk Istri Suharto yang sampai kini belum memiliki kartu BPJS karena masih tercatat sebagai pemegang KTP Lamongan, Imam juga meminta lurah setempat untuk mendorong perempuan tersebut mengurus kepindahan.