Lebaran 2016

Samanto Asal Nganjuk Mengaku Dibuang Anaknya di Surabaya Saat Malam Takbir

Namaku Samanto, asal Brebeg, Nganjuk. Aku sendiri lupa berapa usiaku saat ini.

Penulis: Monica Felicitas | Editor: Parmin
surya/habibur rohman
Samanto (kiri) saat menunggu makan sore ditemani perawat dan temannya sesama penghuni Griya Werda, kelolaan Dinas Sosial Kota Surabaya, Jumat (8/7/2016). 

"Dia malu lihat saya keadaan begini, malu dengan tetangga, malu dengan temannya. Kalau adiknya baik kepada kami (orang tuanya), tapi ia cuma buruh tidak bisa membantu kami. Memang anak saya yang pertama itu sekarang sudah menjadi istri pemborong di Nganjuk, ya saya nurut tetap didalam kamar saja," papar Samanto.

Saat dirinya sakit, hanya keponakannya yang merawatnya.

"Tidak hanya pada kami orang tuanya, pada mertuanya pun dia kurang baik," ucap Samanto.

Sambil matanya menerawang, Samanto mengatakan jauh di dalam lubuk hatinya, ia sudah memaafkan anaknya.

"Saya selalu mendoakan dia. Saya rela hanya di dalam kamar saja, asalkan dia mau menjemput saya di sini, saya ingin pulang berkumpul bersama cucu-cucu di rumah, saya ingin pulang," ujar Samanto sambil menangis.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved