Pertama Dalam Sejarah, Perdagangan Jatim dengan New Zealand Surplus Rp 160,2 Miliar
#SURABAYA - Ini penjelasan Gubernur Jatim usai bertemu Duta Besar New Zealand untuk Indonesia, Dr Trevor Matheson, di Gedung Negara Grahadi.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Ekspor Jatim ke New Zealand tumbuh pesat dalam setengah tahun terakhir.
Bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah, nilai perdagangan Jatim ke negera tersebut mengalami surplus. Padahal, sejak 2011 hingga 2015, selalu minus alias defisit.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, surplusnya perdagangan Jatim dengan New Zealand terlihat dari ekspor mulai Januari hingga 18 Juni 2016. Nilainya mencapai Rp 160,26 miliar. Sementara impor dari New Zealand hanya Rp 34,60 miliar saja.
"Ini berarti, surplus perdagangan kita dengan New Zealand mencapai Rp 125,66 miliar. Ini sangat luar biasa, karena belum pernah terjadi sebelumnya," tegasnya, Senin (20/6/2016), usai bertemu Duta Besar New Zealand untuk Indonesia, Dr Trevor Matheson, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Naiknya impor ke New Zealand tersebut, kata Pakde Karwo mendongkrak share nilai ekspor non migas terhadap total ekspor non migas Jatim sebesar 0,06%. Dengan tiga komoditas utama, yakni kayu dan barang dari kayu, kertas karton, dan produk industri farmasi.
Sementara share nilai impor non migas Jatim dari New Zealand hingga 18 Juni lalu hanya 0,04%, dengan tiga komoditas utama, produk sisa industri makanan, kayu dan barang dari kayu, serta perekat enzim.
Pakde Karwo optimis, ke depan ekspor Jatim ke New Zealand akan terus meningkat.
"Hingga akhir tahun nanti, surplus ekspor saya harapkan bisa dua kali lipatnya dibandingkan sekarang," imbuhnya.
Berdasarkan catatan Pemprov Jatim, sejak tahun 1970 hingga semester pertama 2015, New Zealand telah menanamkan investasinya di Jatim sebesar 34,1 juta dolar AS, untuk lima proyek yang ada di sini.
Nah, seiring rencana kunjungan Perdana Menteri New Zealand, John Key, ke Jatim untuk pertama kalinya pada 19 Juli, Pakde Karwo optimis nilai investasi yang ditanam New Zealand ke Jatim akan semakin besar.
Untuk itu, sebelum Perdana Menteri yang membawa delegasi perdagangan besar datang, dia minta diadakan Senior Official Meeting (SOM) terlebih dahulu dari perwakilan masing-masing pihak. Untuk membahas prospektus bisnis yang akan ditawarkan kedua pihak.
"Dengan begitu, saat ketemu dengan Perdana Menteri sudah ada hasilnya. Jadi nanti tinggal one on one business meeting antara pengusaha kita dan pengusaha dari sana”, tegasnya.
​Duta Besar New Zealand untuk Indonesia, Dr Trevor Matheson, menjelaskan, kunjungannya merupakan upaya menjalin kerjasama antara New Zealand dan Jatim. Ia melihat Jatim sebagai hub Indonesia Timur yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan antara kedua pihak.
"Kami melihat Jatim sangat potensial," ucapnya, didampingi Harry Sunogo, Konsul Kehormatan Jerman New Zealand di Surabaya.
Sehingga dalam kunjungan Perdana Menteri nanti, akan diadakan pertemuan bisnis lebih lanjut untuk membicarakan kerjasama apa yang bisa dikembangkan antara kedua belah pihak.
"Ini penting, karena kunjungan Perdana Menteri ke Jatim merupakan yang pertama kali," imbuh Trevor.