Ramadan 1437 H
Risma Jamin Harga Sembako, terutama Daging Stabil selama Ramadan, ternyata ini Rahasianya
Persediaan daging sapi ini kata Risma, sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum Ramadan.
Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Pemkot Surabaya memastikan tidak ada kenaikan harga sembako, terutama daging sapi selama bulan Ramadan.
Hal ini karena Walikota Surabaya Tri Rismaharini telah menyiapkan persediaan daging.
Persediaan daging sapi ini kata Risma, sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum Ramadan.
Pemkot telah menggemukkan sapi yang dititipkan di Rumah Potong Hewan (RPH) wilayah Madura.
"Saya berharap, dengan disediakan stok daging sapi, harga di Surabaya tidak naik selama Ramadan maupun Idul Fitri," katanya.
Melalui RPH dan Dinas Peternakan Surabaya, sejak dua tahun lalu telah menyediakan ribuan ekor sapi yang dibeli dari Madura. Yang kemudian, sapi-sapi tersebut digemukkan untuk dipotong untuk memenuhi kebutuhan pasar.
"Setiap hari, 25 ekor sapi dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging di Surabaya. Untuk harganya dari tahun kemarin masih tetap Rp 100.000 yang paling bagus Rp 110.000," jeas Risma.
Bila Presiden RI Joko Widodo menyeruhkan harga daging sapi sampai Rp 80.000, Risma tak berani ambil risiko. Sebab hal ini akan merugikan peternak hewan.
"Kalau di daerah mungkin untuk harga segitu, kalau di Surabaya tidak bisa, paling mentok Rp 95.000," tegas dia.
Sedang Kepala Disperindag Widodo Suryantoro meyakinkan harga sembako seperti telor dan gula selama dua minggu kedepan akan mengalami penurunan.
Hal ini dikarenakan, Pemkot akan menghabiskan stok persediaan yang ada sebelum mengambil stok dari Pemprov.
Selain gula dan telor lanjut Widodo, ini juga berlaku untuk bawang merah dan putih.
Untuk mengatasi adanya kenaikan harga sembako, Pemkot menggelar bazar selama bulan Ramadan.
Tidak hanya itu, dalam bazar Ramadan akan ada namanya pasar murah. Dimana pasar murah hanya akan ada di 10 kecamatan se-Surabaya.
"Hal ini bisa mengontrol harga supaya tetap stabil. Selain itu, pedagang juga tidak boleh menjual gula lebih dari Rp 12.000. Namun untuk saat ini, harga masih terbilang stabil, tidak ada lonjakan apapun," jelas dia.