Berita Properti

Kenaikan Harga Besi 'Ganggu' Pembangunan di Surabaya, Begini Pengakuan Direktur Ciputra

#Surabaya - Besi di Indonesia kian langka. Ini membuat pembangunan sejumlah proyek bernilai triliunan rupiah menjadi terhambat, termasuk Ciputra.

Penulis: Mujib Anwar | Editor: Adrianus Adhi
surya/sugiharto
Soft launching Hotel Ciputra di Surabaya, yang lokasinya menyatu dengan Mal Ciputra World Surabaya, Kamis (27/11/2014). 

SURYA.co.id I SURABAYA - Para pengembang besar mengeluhkan mahalnya harga besi dalam beberapa bulan terakhir. Mereka juga mengeluhkan keberadaan besi di pasaran yang langka.

Kepala Divisi Operasi III PT PP (Persero) Tbk, Wilton Molumbot mengatakan, naiknya harga besi di pasaran sebenarnya terjadi sejak akhir 2015. Lalu, memasuki tahun 2016 harganya terus naik hingga awal Mei ini.

"Dulu harga per kilogram besi hanya Rp 5.600, sekarang naik menjadi Rp 7.300 per kilogram," ungkapnya, Minggu.

Tak hanya naik, keberadaan besi di pasaran juga langka. Pemesanan ke pabrik atau suplier tidak langsung dikirim. Pesan Februari, pengiriman besi baru dilakukan tiga sekitar dua sampai tiga bulan kemudian.

"Ini tentu mempengaruhi pengerjaan konstruksi sejumlah proyek yang sedang kami kerjakan," tegas Wilton.

Kini, perusahaan ini sedang menggarap proyek sebanyak 45 buah dengan nilai sekitar Rp 5 triliun.

Puluhan proyek tersebut tersebar di sejumlah wilayah, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Kalimantan. Mayoritas proyek properti, infrastruktur, dan jalan tol.

Dari 45 proyek konstruksi yang sedang dikerjakan Divisi Operasi III PT PP (Persero), 20 berada di Jatim dengah nilai mencapai Rp 2,5 triliun.

Di antaranya, Apartemen Grand Dharmahusada Lagoon (GDL), Grand Sungkono Lagoon (GSL), Kaspian, Trans Mart, jalan tol Trans Jawa di Bawen Solo dan Solo - Kertosono.

Keluhan naiknya harga besi juga disampaikan Director Ciputra Group Sutoto Yakobus.

Menurutnya, naiknya harga besi dalam beberapa bulan terakhir memang menjadi perhatian serius para pengusaha, sebab hal itu berdampak pada membengkaknya biaya proyek konstruksi yang sedang dikerjakan.

"Besi merupakan bagian dari komponen semen dan pipa," terangnya.

Beruntung, ketika harga besi naik tajam, kata Sutoto perusahaan masih diuntungkan dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM).

Saat ini, Ciputra Group tengah mengerjakan sejumlah proyek di area CitraLand Central Business District (CBD) yang berada di wilayah Surabaya Barat.

Di dalam CBD yang berada di lahan seluas 35 hektar, Ciputra Group akan membangun sejumlah proyek bernilai triliunan rupiah. Mulai apartemen towers dan hotel, lifestyle mall, yang terdiri dari pusat Kuliner dan retail walk, plasa yang menyatu dengan kampus Universitas Ciputra, danau dan perkantoran dengan open space concet.

Sutoto menyebut, dengan lahan seluas itu, Citraland CBD nantinya akan menjadi pusat interaksi semua komunitas.

Baik mereka yang ingin bekerja, bersantai, bisnis, shopping, pendidikan, hingga rekreasi. "Semua menjadi satu," imbuhnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved