Berita Malang Raya
Asosiasi Barbershop: Kami Tak Kejar Kekinian tapi Menjaga Kultur Klasik
#MALANG - Kegiatan asosiasi diawali dengan Barber Party dan dideklarasikan di Balai Merdeka Unmer, Minggu (28/2/2016) lalu.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli
SURYA.co.id | MALANG - Komunitas tukang potong rambut di Barbershop diwadahi organisasi bernama Malang Barber Association.
Kegiatan asosiasi diawali dengan Barber Party dan dideklarasikan di Balai Merdeka Unmer, Minggu (28/2/2016) lalu.
Awal terbentuknya asosiasi itu dipelopori inisiatif pemilik Captain’s Barbershop.
"Setelah terbentuk lalu, memang masih belum ada kegiatan lagi. Namun antar barberman kadang bertemu secara informal ," jelas Ita Puspitasari, pengelola Captain's Barber Shop Jl Melati Kota Malang kepada SURYA.co.id, Sabtu 23/4/2016) malam.
Ia berharap setelah terbentuk wadah asosiasi, bisa menyatukan para barber man di Kota Malang. "Agar wadah ini ada manfaatnya. Misalkan untuk bertukar pikiran tentang meningkatkan kemampuan barber," tutur Ita yang kini mengelola dua lokasi.
Bisa juga mengenai hal lain. Karena akan selalu ada yang bisa dikulik dari barber. Misalkan tentang arah potong di barber shop. Sebab ada perbedaan antara potong rambut di salon dan barbershop. Barbershop mengarah pada model potong rambut vintage/klasik.
Barbershop beda dengan salon yang mengejar kekinian. Karena itu, style potong rambut di barbershop memang khas. Yaitu tidak mau beranjak ke model baru atau menjaga kultur klasik.
Konsumen yang datang ke barbershop juga sudah jelas ingin model potong rambut apa. Karena itu pentingnya ada edukasi buat barber karena akan tidak nyaman jika konsumennya lebih tahu dari barber man.
Ita berharap jika barber guyub dengan wadah asosiasi, maka keberadaan barbershop tidak hanya jadi trend belaka.
Jumlah tukang potong di barbershop Kota Malang saat ini sekitar 30-an.
Sedang jumlah barbershop di Malang terdata sekitar 25-an. Kebanyakan pemilik barber shop adalah pemodal yang bisnisnya bukan berawal dari barber.