Hukum Kriminal Surabaya

Reaksi Silvia Bikin 2 Penjambret Ini Lumpuh, Polisi Surabaya Tembak Kaki Mereka

#SURABAYA - Silvia pun mempertahankan barangnya sehingga terjadi tarik-menarik. Febri yang saat itu sebagai joki, sempat kehilangan keseimbangan.

Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Yuli
rorry nurmawati
Kapolsek Gubeng Kompol Edo Satya K menunjukkan bekas luka tembak pada kaki penjambret yang sempat melarikan diri saat ditangkap, Selasa (8/3/2016). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Kecil-kecil cabe rawit, perumpaan ini nampak cocok untuk dua penjambret yang masih remaja ini.

Febri Ainur Romadhon (21) dan Saifudin Ashari (20) dibekuk unit reskrim Polsek Gubeng, setelah menjambret tas milik Silvia Dwi Kusdayanti (17), warga Jalan Jojoran, Surabaya.

Awal, Silvia bersama temannya melintas di Jalan Prof Dr Moestopo Surabaya, Sabtu (5/3/2016) sekitar pukul 23.30 WIB. Tiba-tiba, pelaku yang mengendarai motor Yamaha Mio L 5829 TK, mendekati korban.

Saat kondisi dan situasi mendukung, Saifudin mencoba merampas tas selempang. Silvia pun mempertahankan barangnya sehingga terjadi tarik-menarik. Febri yang saat itu sebagai joki, sempat kehilangan keseimbangan.

"Saiful yang saat itu sebagai eksekutor, sempat terjatuh," kata Kapolsek Gubeng Kompol Edo Satya, kepada SURYA.co.id, Selasa (8/3/2016).

Korban yang sempat berteriak akhirnya mengundang perhatian warga. Pelaku yang terjatuh sempat dihajar warga yang geram. Meski berhasil kabur, Febri tidak bisa lolos dari tembakan polisi, begitu pula dengan Saiful.

"Jadi, waktu kejadian ada anggota yang patroli. Tahu ada jambret, dan mengetahui pelaku hendak kabur, kami langsung lumpuhkan dengan tembakan," jelas dia.

Penakuan mereka, lanjut Edo, keduanya pernah menjambret di sejumlah kawasan seperti di Jalan Wiyung, Jalan Lingkar Timur, Jalan Jembatan Layang Rel KA, Jalan Karmen, dan masih banyak lainnya.

"Modus yang digunakan juga sama, memepet korban yang mayoritas perempuan. Dan aksinya selalu malam, setiap malam minggu," terang Edo.

Supaya kuat menghadapi korbannya, kedua pelaku sebelumnya menenggak alkohol sebelum beraksi.

Hal inilah yang diungkapkan Febri kepada SURYA.co.id saat di ruang Rapatama Mapolsek Gubeng.

"Mabuk dulu, minum cukrik. Supaya berani saja," kata pelaku yang bekerja sebagai kuli bangunan ini.

Ia mengaku menyesal telah menjambret. "Saya beneran khilaf, saya janji tidak mau jambret lagi. Mau kerja saja," ungkapnya.

Disinggung apakah mempunyai kelompok jaringan saat menjambret, Febri mengku tidak.

"Ya cuma berdua saja, kami cuma bondo nekat, sumpah. Kami tidak pernah bermain banyak orang," jelas dia.

Kini, mereka harus mendekam di bui dengan sakit. Polisi tembak kaki mereka.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved