Wisata Kuliner

Cita Rasa Resto Alam di Saung Intan, Jangan Lupa Incip Beragam Menu Sambalnya

Saung Intan punya sambal lainnya, antara lain sambal mangga muda, sambal terasi, sambal ijo, sambal bawang, dan sambal korek.

Penulis: Hariyanto | Editor: Titis Jati Permata
surya/hariyanto
Salah satu menu andalan yang disajikan di Saung Intan Sidoarjo. 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Paduan antara rumah-rumah kecil dengan alam menjadi salah satu konsep kuliner yang populer.

Yang membedakan tentu saja, material bangunan, dan tentu selebihnya, rasa, harga dan pelayanan.

r

Cukup mudah menemukan tempat kuliner ini. Tapi bisa saja kebablasan karena Jl Raya Tropodo, Waru, Sidoarjo, yang sangat padat.

Apalagi, tulisan Saung Intan, dengan warna kuning, dan tergantung di pintu masuk, sudah terlihat memudar.

r

Kalau dari Surabaya ke arah Bandara Juanda, lokasi Saung Intan berada di sisi kiri. Sebaliknya, dari arah Sidoarjo menuju Surabaya, di sebelah kanan.

Suasana sejuk langsung menyergap. Banyak tanaman di sekitar resto bernuansa alam ini.

r

Ada saung (bahasa Sunda) yang artinya gubuk kecil, lalu di belakang bangunan utama, berdiri deretan saung di kanan dan kiri empang.

"Ini menu andalan kami di sini," tutur Tri Sumardiyanto, penanggung jawab menu di Saung Intan.

u

Pria dengan bahasa Suroboyo-an yang medok itu menyajikan empat menu siap santap.

Ada steak tenderloin, kepiting lada hitam, kakap asam manis, dan gurama bakar madu.

Selain empat menu itu, ada tambahan minuman khas, es sinom dan teh tarik hangat.

j

Tidak lupa sambal pencit yang legit, tidak terlalu pedas, dan cocok sekali ketika berpadu dengan kakap asam manis.

Steak tenderloin begitu tebal ketika pisau makan menyayatnya. Empuk dan mudah terlepas ketika garpu menancap dan menariknya ke sisi lainnya.

t

Tiga menu lainnya, yang boleh jadi, merupakan ciri khas Saung Intan, adalah rasa bumbunya yang kental, kuat, dengan aroma khas.

Sambal pencit buatan resto ini terasa berbeda. Saung Intan punya tiga versi sambal lainnya, antara lain sambal mangga muda, sambal terasi, sambal ijo, sambal bawang, dan sambal korek.

Sambal pencit (mangga muda) terasa segar dan harum. Pak Tri mengatakan, ada bermacam bahan untuk meramunya. Misalnya, bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai merah.

r

Lalu, cabai besar, cabai rawit, jahe, laos, tomat, jeruk limau, salam, terasi, gula jawa, dan sedikit udang. "Semua bahan dicuci bersih sebelum ditumis," tandas Pak Tri.

Resep ini merupakan hasil olahan yang mengadopsi menu yang ada di kapal pesiar.

Jadi, tidak aneh, jika aneka menu kuliner di Saung Intan, merupakan sajian lintas budaya dan internasional.

"Saya yang meramu konsep kulinernya," tutur pria yang pernah menjadi chef di sebuah kapal pesiar ini.

Selain itu, salah satu yang diterapkan di tempat ini, semua menu tidak menggunakan vetsin.

Rasa asinnya diambil dari margarine, lalu sausnya dari tomat, madu atau nanas.

Khusus ikan bakar, Pak Tri menyebutkan, olahan di Saung Intan, murni ikan segar yang langsung dibakar. Tidak digoreng lebih dulu. Proses ini memang butuh waktu lebih lama.

Ada suplier khusus yang memasok ikan segar. "Kami sortir dulu ikannya, yang bagus langsung kami taruh di tempat penampungan khusus. Kami tidak ambil dari empang, karena empang itu buat para pemancing," tambah Pak Tri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved