Berita Bali
Cuaca Buruk, Lion Air dan Garuda Hampir Tabrakan di Langit Bali
#DENPASAR - Dua pesawat yang diketahui bernomor penerbangan GA 340 Surabaya tujuan Denpasar dan JT 960 jurusan Bandung ke Denpasar.
SURYA.co.id | MANGUPURA - Dunia penerbangan kembali duguncangkan dengan dugaan adanya insiden hampir bertabrakan antara pesawat Garuda Indonesia dan Lion Air, Kamis (11/2/2016).
Dua pesawat yang diketahui bernomor penerbangan GA 340 Surabaya tujuan Denpasar dan JT 960 jurusan Bandung ke Denpasar ini, dikabarkan sedang melakukan holding time di wilayah penerbangan Bali.
Guna melihat kebenarannya, Air Navigation Indonesia Perwakilan Bali, menyelidiki dua pesawat yang diduga hampir tabrakan di atas langit Bali, Rabu (10/2/2016).
General Manager Air Nav Perwakilan Denpasar, Maskon Humawan, menjelaskan, penyelidikan masih berjalan dan mengumpulkan seluruh navigasi penerbangan dan track record penerbangan dua pesawat.
Seperti data yang Tribun Bali (grup SURYA.co.id) dapatkan, dalam proses penyelidikan yang mengacu pada perbaikan pelayanan untuk keselamatan penerbangan ini, pesawat Garuda Indonesia GA 340 Surabaya-Denpasar dan pesawat Lion Air JT 960 Bandung-Denpasar masih dicari data rekamannya.
"Saya dengar kabar ada (dua pesawat nyaris tabrakan di langit Bali Rabu (10/2/2016) pukul 14 WITA), lalu kami saat ini masih menyelidikinya," jelasnya kepada Tribun Bali.
Informasi, ada cuaca buruk dan antrean panjang dua pesawat tujuan Bali yakni Lion Air di ketinggian 16 ribu feet, Garuda di 17 ribu feet.
AirNav yang menjadi badan usaha penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, masih mengumpulkan data penerbangan dan juga data rekaman saat landing (turun ke runway bandara).
Selain itu, dalam proses holding Lion di 16 ribu feet dan Garuda di 17 ribu feet menurut petugas memang nampak dekat.
Selain itu, karena jarak 1.000 feet tersebut masih termasuk standar internasional, kondisi tersebut tetap akan dilakukannya pembacaan data rekaman penerbang.
Selain itu, menurut jadwal yang diketahui Maskon, Lion Air lantas mendarat ke Ngurah Rai pukul 15.01 WITA, sementara Garuda kembali lagi ke Bandara Juanda Surabaya dan mendarat di Ngurah Rai pukul 16.59 WITA.
"Kalau lihat datanya memang mereka (kedua pesawat) itu mau landing ke Bali. Tapi tunggu saja hasil penyelidikannya. Karena saya tidak bisa banyak bicara sebelum ada hasil penyelidikan," tandasnya.
Sementara itu, menurut analisis General Manager Angkasa Pura I Airport International I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo, melihat dari gambar aplikasi yang beredar di media pemberitaan online kemarin, kondisi tersebut sangat tidak memungkinkan jika aplikasi diambil saat penerbangan berlangsung.
Malahan, jika memang benar aplikasi ponsel pintar tersebut dijalankan dan menggunakan data seluler, pemilik ponsel melanggar peraturan keselamatan penerbangan.
"Saya rasa tidak mungkin aplikasi tersebut didapat saat di dalam pesawat dalam kondisi terbang. Kecuali dapat dari rekan atau saudara yang di darat. Tapi kita lihat dulu hasil penyelidikannya," jelasnya.
Kendati sempat menepis informasi dan data pemberitaan tersebut, Trikora mengaku bahwa kondisi holding pesawat saat Rabu (10/2) lalu memang padat karena jarak pandang pesawat pendek.
Bahkan, menurut BMKG Balai Besar Wilayah III, kondisi hujan dengan intensitas sedang dan lebat diprediksi akan ada pada bulan Februari ini.
Menurut data BMKG, hujan dengan intensitas lebat sudah terjadi beberapakali terutama saat Rabu (10/2) lalu. Sehingga, jarak pandang penerbangan mengalami penurunan dan berada di jarak pandang sekitar 200 sampai 500 meter.
"Sangat besar kemungkinan hujan lebat akan terus terjadi sepanjang Februari ini. Karena memang bulan ini (Februari) merupakan puncak dari turunnya hujan di musim penghujan 2016 ini. Alhasil dengan hujan lebat maka jarak pandang berkurang dan pesawat akan melakukan holding atau bahkan retrun to Base (RTB)," jelasnya. ryo