Indonesian Sub Culture
“Ditato Itu Rasanya Seperti Digigit Semut”
Tato tak lagi identik premanisme. Tato bahkan sudah jadi lifestyle karena makin banyak perempuan yang menghiasi tubuhnya dengan rajah jarum bertinta.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Achmad Pramudito
SURYA.co.id | SURABAYA - Tato kini tak lagi identik dengan premanisme. Tato bahkan sudah menjadi lifestyle karena makin banyak pula perempuan yang menghiasi tubuhnya dengan rajah jarum bertinta ini.
Rabu (6/1) malam itu misalnya, terlihat ada seorang wanita tengah asyik menikmati proses tato yang dilakukan seorang seniman tato di area pameran akik di Ciputra World Mall Surabaya. Di lengan kanannya tertera tulisan Ditta dengan font artistic berwarna hitam.
“Ini nama saya,” cetus karyawan di sebuah gerai makanan di pusat perbelanjaan tersebut.
Wanita itu menyatakan sudah lama suka tato. Di tubuh wanita cantik ini juga ada tato lain bermotif bunga. “Ada bunga lily di punggung. Tato itu sudah ada sejak tujuh tahun lalu. Sedang di dada ada bunga mawar,” ungkapnya sambil menuding ke dada bagian kanannya.
Sama sekali tak ada ekspresi sakit di wajah Ditta selama lengannya dirajah. “Rasanya seperti digigit semut,” urainya.
Pada saat hampir bersamaan, hadir seorang wanita yang mencoba konsultasi soal tato yang akan diminta digambar di bagian tubuhnya. “Tadi baru tanya-tanya saja. Tapi karena waktunya mepet sudah malam mungkin besok saya kembali lagi,” kata wanita bernama Leonita itu.
Perancang busana itu mengaku akan merajah punggungnya dengan gambar artistik. “Gambarnya apa saya belum tahu, karena itu tadi sekalian konsultasi gambar yang mereka punya apa, kalau saya cocok saya ambil gambar yang sudah ada saja,” bebernya.
Leonita sempat pula menanyakan kemungkinan tubuhnya ditato pakai teknik pewarnaan glow in dark (menyala saat gelap). Namun, niat itu diurungkan karena teknik tato itu hanya bisa dilakukan di Jakarta.
Di Indonesia, komunitas seniman tato berkembang luas di bawah organisasi yang diberi nama Indonesia Sub Culture (ISC). Di Jawa Timur saja, komunitas tato ini ada di setiap kota dan kabupaten dengan jumlah 500-an anggota.
Namun, yang tergolong aktif hanya ada di beberapa kabupaten/kota, seperti Surabaya, Malang, Kediri, Blitar, dan Tuban. Khusus di Surabaya, selain ada kepengurusan ISC Chapter Surabaya, ada wadah lain yang tetap berafiliasi ke ISC yaitu Surabaya Tattoo Artist Community (STAC).