Surabaya Neuroscience Intitute
Ketahui Ihwal Pengobatan Stroke Lewat Kateterisasi Otak Berikut Ini
#SURABAYA - Kateterisasi otak adalah pemberian infus melalui pembuluh darah dari pangkal paha menuju otak.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Masalah syaraf yang berakibat pada stroke menjadi perhatian masyarakat umum. Terlebih jika penyakit itu harus diatasi dengan bedah syaraf.
Bagi Ana Triana (64), warga Siwalankerto, Surabaya, pengobatan dengan bedah atau menyayat permukaan kulit merupakan alternatif terakhir .
Kemajuan teknologi saat ini membuatnya semakin lega, terlebih penanganan stroke selain menggunakan obat juga bisa menggunakan kateterisasi otak. Kateterisasi otak adalah pemberian infus melalui pembuluh darah dari pangkal paha menuju otak.
“Kalau bisa menghindari bedah maka akan saya lakukan untuk pengobatan saya, sebagai pasien saya juga harus menambah pengetahuan saya. Biar tidak asal menyetujui solusi pengobatan dokter,” tuturnya saat ditemui dalam program ‘Tanya Dokter’ yang diadakan Surabaya Neuroscience Intitute (Snei), sabtu (19/12/2015).
Baginya mengenali gejala penyakit jauh lebih penting dari bergantung pada pemeriksaan dokter. Kekhawatiran juga sering ia alami saat usianya sudah mulai bertambah.
“Saraf saya pernah kecetit, saya khawatir itu bisa stroke, makanya saya mencari lebih banyak informasi tentang pengobatan penyakit-penyaikt saraf,” kata pemilik salon ini.
Menurut ahli stroke, Dr Nur Setiawan Suroto, SpBS, stroke meurpakan pembunuh dan penyebab kecacatan nomor 1 di Indonesia. Kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan, untuk mengurangi resiko kecacatan yang parah.
Hal ini merujuk pada pengobatan kateterisasi otak yang bisa dengan cepat mengobati saraf, jika tanda-tandanya bisa dikenali pasien.
Kateter merupakan alat berupa selang elastis dari bahan tertentu yang dimasukkan lewat pembuluh darah femonal dari pangkal paha. Selang itu akan bergerak otomatis di dalam pembuluh daraf menuju pada bagian yang bermasalah .
“Terapi pada stroke yang terjadi dini atau stroke akut ini sangat berhubungan dengan waktu. Semakin cepat penderita datang untuk penanganan. Maka semakin baik pula hasil yang didapatkan,” ungkapnya.
Penanganan bisa dilakukan saat serangan stroke pertama kali diadapatkan, atau pada golden period ( 4 jam pertama). Sehingga obat bisa segera diberikan dengan alat keteter. Namuan, lewat dari masa itu, kesempatan untuk pengobatan ini jauh lebih kecil.
Ia menjelaskan di Surabaya, baru ada 3 dokter yang bisa menggunakan peralatan keteter yang berukuran sangat kecil ini.
Dikatakanya, alat ini sudah ada di berbagai rumah sakit pemerintah dan swasta. Namuan, tenaganya ahli untuk mengoperasikannya masih kurang, padahal jumlah pasien saraf cukup banyak. Sehingga pengobatan dengan cara ini masih jarang diketahui masyarakat.
“Penambahan ilmu memang penting buat kami (dokter), saya belajar teknik di Korea ini usai dapat gelar spesialis saya. Kalau jumlah dokter yang bisa masih minim, padahal pasien banyak, mingggu ini saja saya sudah menangani 6 pasien,” jelasnya.
kewasppadaan masyarakat perlu ditingkatkan dengan menjaga pola makan dan gaya hidupnya. Karena saat ini stroke mulai menyerang pada usia 30 tahunan.