Berita Gresik

Warga Sekitar Makam Malik Ibrahim Tuntut Ongkos Ojek Rp 10.000

#GRESIK - Jasa ojek meminta biaya Rp 10.000 per orang untuk sekali jalan, sedangkan Elf dan Damri tetap Rp 6.000/penumpang.

Penulis: Sugiyono | Editor: Yuli
Surya/Moch. Sugiyono
DIKEBUT - Pekerjaan fasilitas tambahan di Terminal Bus Syeh Maulana Malik Ibrahim, Jl RE Martadinata, Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik, dikebut agar dapat diresmikan sebelum Bupati Sambari Halim Radianto lengser, Rabu (12/8/2015). 

SURYA.co.id I GRESIK - Masyarakat sekitar terminal bus pariwisata di Pantai Lumpur, Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik, sudah mengusulkan perubahan ongkos jasa ojek tidak disamakan dengan jasa angkutan Mobil Elf dan Damri.

Jasa ojek meminta biaya Rp 10.000 per orang untuk sekali jalan, sedangkan Elf dan Damri tetap Rp 6.000/penumpang.

"Dalam rapat antara pengurus Elf dan perwakilan ojek sudah usulkan beberapa kesepakatan di antaranya, jasa biaya ojek Rp 10.000 setiap orang, Elf dan Damri tetap sesuai ketetapan pemerintah Kabupaten Gresik sebesar Rp 6.000," kata Ahmad Firdaus, perwakilan pemuda Kelurahan Lumpur yang dipercaya untuk ikut pertemuan dengan pengelola Elf, Jumat (13/11/2015).

Selain tarif jasa ojek, perwakilan warga Lumpur juga menghendaki agar jasa ojek pengunjung pariwisata Syeh Maulana Malik Ibrahin juga diberlakukan warga yang desa/kelurahannya dilintasi pengunjung.

Misalnya, yang dilintasi pengunjung wisata Syeh Maulana Malik Ibrahim yaitu Kelurahan Lumpur, Kelurahan Kroman dan Kelurahan Tlogobendung.

"Warga yang desa/Kelurahannya dilintasi jalur pengunjung wisatawan agar bisa ikut menjadi jasa ojek," imbuhnya.

Usulan rapat lainnya yaitu, tanda pengenal pengunjung wisata religi Sunan Syeh Maulana Malik Ibrahim di Desa Gapurosukolilo, Kecamatan Gresik, tidak berupa gelang tapi hanya karcis.

"Yang tidak kalah penting, wisatawan tidak diarahkan untuk naik disalah satu jasa angkutan. Tidak disuruh ke Damri, Elf dan ojek. Biarkan pengunjung yang menentukan, agar pengunjung tidak dipaksa. Dan usulan ongkos ojek Rp 10.000 masih dikaji oleh Plt Sekda Gresik," katanya.

Diketahui, rencana Pemerintah Kabupaten Gresik akan memindahkan terminal bus pariwisata religi yang lama di Jl Pahlawan, Kelurahan Tlogobendung, Kecamatan Gresik, ke Terminal baru di Pantai Lumpur, Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik.

"Rencananya akan dimulai awal tahun 2016," kata Firdaus.

Dengan dipindahkan terminal bus tersebut, dibutuhkan angkutan umum. Awalnya Pemkab Gresik telah menyiapkan Damri dan Elf, tapi setelah akan diresmikan, dari pemuda Kelurahan Lumpur meminta bagian untuk terlibat dalam jasa angkutan dan menawarkan jasa ojeknya.

Pantauan SURYA.co.id, sarana jalan menuju pariwisata religi dari terminal bus yang baru di Jl RE Martadinata, Kelurahan Kroman, juga belum selesai. Dijadwalkan proyek pembuatan jalan dengan cara menutup saluran air menggunakan box culvert selesai akhir Desember 2015.

Namun, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik, Andhy Hendro Wijaya, saat dikonfirmasi ke telepon selulernya tidak dianggkat dan melalui pesan singkat juga tidak dibalas.

Terpisah, warga sekitar proyek penutupan saluran air yang akan digunakan jalan wisata, mengatakan, adanya jalan ini semakin rame dan bau tidak sedap yang biasanya menyengat ke pemukiman penduduk sekarang sudah berkurang baunya.

"Ditutupnya saluran air ini manfaat banyak, tapi menghawatirkan bagi anak-anak kecil sebab banyak kendaraan yang melintas. Selain itu, dengan ditutupnya saluran air menjadikan bau yang tidak sedap menjadi berkurang," kata Salamah (63), warga Kelurahan Kroman, saat momong cucunya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved