Awas, Kebanyakan Nonton TV dapat Memicu Kematian

Sebanyak 92% orang Amerika memiliki TV di rumah mereka, menurut informasi yang menjadi latar belakang studi.

Editor: Yoni
surya/ahmad zaimul haq
Petugas melakukan pemantauan arus mudik lewat pantauan CCTV di Jatim Transportation Control (JTC) Center Dinas Pehubungan dan LLAJ Jatim, Jumat (10/7/2015). Memasuki H-7 lebaran, petugas meningkatkan pantauan di jalur mudik di wilayah Jatim dengan 202 cctv milik Polri dan Dishub Jatim. 

SURYA.co.id |JAKARTA - Awas menonton tv bisa berakibat buruk bagi kesehatan kita.

Selera setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang suka menonton acara komedi, ada yang suka film laga, atau berita, atau acara tentang travel dan selebritas di televisi.

Kesukaan menonton TV, jika dilihat sebagai aktivitas pereda stres, bisa dikatakan sebagai aktivitas yang baik.

Namun, jika kesukaan Anda menonton TV sudah sampai kategori berlebihan, sebaiknya Anda berhati-hati dan mulailah mengurangi.

Beberapa waktu lalu, ada sebuah studi di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa terlalu banyak menonton TV, ternyata menjadi salah satu pemicu utama kematian masyarakat AS.

Sebanyak 92% orang Amerika memiliki TV di rumah mereka, menurut informasi yang menjadi latar belakang studi.

Sedangkan, 80% orang dewasa di AS menonton TV selama sekitar tiga setengah jam perhari atau lebih dari setengah dari waktu luang mereka.

"Kita tahu bahwa menonton televisi adalah perilaku paling umum dalam menghabiskan waktu luang. Kami memakai itu sebagai indikator aktivitas fisik secara keseluruhan," jelas penulis studi Sarah Keadle, dari US National Cancer Institute.

Dalam studi tersebut, para ilmuwan meneliti lebih dari 221.000 orang berusia 50-71, yang tidak memiliki penyakit akut selama hampir 15 tahun. Para relawan dimonitor sampai meninggal dunia atau sampai Desember 2011.

Semakin lama seseorang menonton TV setiap harinya, semakin besar risiko kematian karena penyakit jantung, kanker, diabetes, pneumonia, penyakit liver dan penyakit Parkinson.

Dibandingkan dengan mereka yang menonton TV kurang dari satu jam perhari, risiko kematian mereka yang menonton TV minimal tiga sampai empat jam perhari adalah 15 persen lebih tinggi.

Sedangkan, yang menonton TV selama lebih dari tujuh jam perhari, memiliki risiko kematian 47 persen lebih tinggi.

Bahkan, setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain seperti merokok, minum alkohol, asupan kalori berlebih dan masalah kesehatan lainnya, angka risiko kematian akibat penyakit yang dipicu oleh perilaku berlebihan menonton TV tidak berubah.

"Meskipun kami menemukan bahwa olahraga tidak sepenuhnya menghilangkan risiko yang terkait dengan menonton televisi berkepanjangan, tapi bagi mereka yang ingin mengurangi waktu menonton televisi, dianjurkan untuk menjalani program olahraga yang teratur sebagai aktivitas pengganti," kata Keadle dalam rilisnya.

Temuan ini semakin menambah bukti, bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk, merupakan ancaman serius bagi kesehatan.

Meski penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat, namun ancaman yang sama bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang demografi atau wilayah darimana Anda berasal.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved