AXIOM, Media Pembelajaran Matematika dengan Pion Wayang
AXIOM dibuat untuk siswa SD kelas 1 sampai kelas 6 dengan konsep sederhana dan bisa dibawa kemana saja.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Pembelajaran matematika sering menjadi momok tersendiri bagi siswa. Untuk menghilangkan hal itu, mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Yoga Saputra (20), Mega Oktaviana (19), Ivon (20), Bryan Estavan Imanuel Sitanggang (21) dan Edo Marcelino Wijaya (20) menciptakan AXIOM, alat peraga untuk mempelajari operasi hitung matematika yang dikemas dalam permainan.
AXIOM dibuat untuk siswa SD kelas 1 sampai kelas 6 dengan konsep sederhana dan bisa dibawa kemana saja.
"Desain pion dalam permainan ini kami mengambil purnakawan. Tokoh pewayangan. Seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong agar anak-anak jaman sekarang juga mengenal budaya Indonesia," papar Ivon.
AXIOM terdiri dari papan permainan dua sisi, sisi pertama alur jalan permainan untuk pembelajaran matematika. Sedangkan sisi lainnya merupakan peraga pembelajaran jam.
"Belajar matematika tidak hanya hafalan, tetapi mempelajari konsepnya. Sayangnya kebanyakan siswa beranggapan matematika merupakan pelajaran yang sulit. Melalui alat peraga ini menjadi salah satu solusi untuk mereka," ujar Ivon.
Pembelajaran matematika ini dilakukan dalam proses permainan melewati alur permainan berbentuk spiral pada papan dengan garis finish pada bagian tengah papan. Pion tercepat yang bisa mencapai titik tengah spiral akan mendapat penghargaan dalam bentuk medali mini yang diserahkan bergilir ke pemenang permainan selanjutnya.
"Permainan ini merupakan permainan operasi bilangan matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian," ujar Ivon.
Untuk melakukan operasi hitung, disediakan berbagai kartu permainan seperti kartu permainan yang terdiri dari kartu angka, kartu operasi bilangan, kartu strategi dan kartu pustaka.
"Permainan ini juga ada level kesulitannya, tergantung dari tingkat kesulitan operasi hitung yang harus dipecahkan," ungkapnya.
Untuk membuat produk ini, Mega menjelaskan kelompoknya memulai dengan survei, pembuatan konsep hingga pembuatan desain dengan software adobe photoshop dan corel draw hingga bentukan papan-papan permainan dan media lainnya.
"Paling susah mencari konsep dan praktek membuat produknya. Kalau hitungan secara manajemen pabrik dengan bahan baku Rp 150 ribu, penjualannya bisa mencapai Rp 600 ribu tiap unitnya," ujar Mega.