Berita Fashion
Warna Hitam Putih Dominasi Karya Denny Wirawan
Denny Wirawan menghadirkan karya dengan bahan batik Kudus yang didominasi warna hitam dan putih. Karya terbaru Denny ini disajikan di Ciputra World.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Achmad Pramudito
SURYA.co.id | SURABAYA - Batik Kudus lebih berwarna. Di tangan Denny Wirawan, terpapar beragam kreasi busana dengan bahan batik Kudus.
Karya eksklusif ini disuguhkan Denny Wirawan di hadapan pengunjung Ciputra World Mall Surabaya, Senin (2/11) malam. Di pembukaan pameran foto karya Riomotret tersebut, Denny menghadirkan 16 karya terbarunya.
Yang digunakan Denny adalah batik tulis dengan dominasi warna hitam dan putih. Selain itu ada pula warna tosca dan biru.
Penonjolan warna hitam dan putih itu, menurut Denny, karena dia menggunakan batik motif beras kecer. “Jadi agar kontras maka dipakai warna-warna hitam dan putih, meski warna lain juga muncul di model lainnya,” papar Denny.
Busana ini kian terlihat elegan dengan tempelan perhiasan koleksi Eva Jewelery. Aksesoris kreasi Putri Eliana ini dibuat khusus untuk busana-busana rancangan Denny Wirawan.
Agar terkesan seksi, di sejumlah rancangannya Denny sengaja membuatnya bebas terbuka di bagian punggung. Desain ini sengaja dibuat Denny bagi wanita yang bangga memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Pameran foto yang berlangsung hingga Minggu (8/11) ini juga menghadirkan sejumlah desainer ternama lainnya seperti Ivan Gunawan yang menampilkan koleksi terbaru bertajuk Lembayoeng. Di puncak acara, pengunjung akan disuguhi parade aksesoris karya desainer Rinaldy A Yunardi.
Ada pula fashion show koleksi Arva School of Fashion, MC Model, dan Djoko Sasongko. Pada hari Minggu (8/11) ini tampil tari-tarian daerah persembahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur di panggung Oval Atrium. Suasana kian meriah dengan aksi Regina ‘Idol’ Ivanova.
Pameran foto Rio Motret ini yang kedua setelah sebelumnya digelar di Jakarta. “Pameran ini untuk membangkitkan ingatan dan mengenalkan kembali kekayaan budaya Indonesia, yang antara lain berupa kisah-kisah legenda,” papar pria yang aslinya bernama Rio Wibowo ini.
Untuk mengangkat 17 cerita rakyat ini ke frame kameranya, dia melibatkan 60 orang artis yang pernah bekerjasama dengannya. Selain itu, Rio juga menggandeng 15 desainer untuk menyiapkan busana yang sesuai tema cerita.
Pekerjaan yang dilakukan selama delapan bulan ini melibatkan 100 pekerja seni, termasuk artis, fashion desainer, dan hair stylis. Proses pengambilan gambar lebih banyak dilakukan di luar, dan sebagian lagi di studio.