Berita Sumenep

Asma Bocah Ini Parah Tapi Perawat Tak Bisa Bantu, Dokter Tak Ada

#SUMENEP - Perawat katanya tidak berani memberikan oksigen karena belum ada perintah dokter. Sementara dokternya katanya sedang tidak ada.

Penulis: Moh Rivai | Editor: Yuli
doctorswithoutborders
ILUSTRASI ANAK PENDERITA ASTHMA ATAU ASMA. 

SURYA.co.id | SUMENEP - Diduga karena terlambat ditangani oleh tim medis di Puskesmas Lenteng, Sumenep, Aditia (10) warga Desa Lenteng Timur, Kecamatan Lenteng, Sumenep, meninggal dunia, Selasa (27/10/2015).

Korban dilarikan oleh orangtuanya ke puskesmas itu karena menderita asthma atau asma dan tidak diberikan bantuan oksigen hingga meninggal dunia.

Hanafi, kerabat dekat korban mengatakan, siswa SD kelas IV ini memang menderita penyakit asma.

Sebelum dibawa ke puskesmas, sakit asmanya kambuh dan oleh kedua orangtuanya dibawa ke Puskesmas Lenteng agar segera mendapat bantuan oksigen.

Harapannya, anaknya bisa segera bernafas lega dan dirawat oleh perawat puskesmas.

Namun begitu sampai Puskesmas Lenteng, anak Tayyib dan Fatimah itu hanya dibaringkan di salah satu sal.

Beberapakali kedua orangtua korban mendatangi perawat agar anaknya segera diurus karena sesak nafasnya semakin parah. Namun perawat mengaku tidak berani memberikan bantuan oksigen karena tidak adanya dokter.

"Perawat katanya tidak berani memberikan bantuan oksigen kepada Adit, karena belum ada perintah dokter. Sementara dokternya katanya sedang tidak ada di tempat," beber Hanafi yang juga ikut mengantarkan korban ke Puskesmas.

Ketika pihak keluarga meminta agar korban dirujuk saja ke rumah sakit dr H Moh Anwar Sumenep, lagi-lagi tidak ada sopir ambulansnya.

Keluarga Adit pun berusaha mencari sopir umum untuk membawa ambulans ke Sumenep.

"Keponakan saya sudah semakin parah dan sudah megap-megap, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di puskesmas sebelum dibawa ke rumah sakit Sumenep," imbuh Hanafi.

Hanafi dan kedua orang tuakorban menilai, baik dokter, perawat bahkan sopir ambulans lalai dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan cenderung telah mengabaikan pasien.

"Aneh, masa tidak ada dokter, lalu perawat tidak bisa ambil tindakan cepat untuk menolong pasien, terus lagi-lagi sopir ambulansnya pun raib. Ini bentuk kelalalian," pungkas Hanafi.

Kepala Puskesmas Lenteng, Rifmi Utami, membantah tudingan bahwa meninggalnya pasien Adit karena kelalaian tim medis.

Ia mengatakan bahwa pasien telah sempat ditangani media di unit gawat darurat, dan sudah diberikan pertolongan sesuai standar medis.

"Tidak benar itu kalau pasien tidak dilayani. Sudah kok, hanya saja pasien saat dibawa ke puskesmas sudah sangat parah," kilah Rifmi.

Soal tidak adanya dokter, Rifmi tidak begitu jelas membeberkannya.

Ia hanya mengakui sopir khusus ambulans memang tidak ada di Puskesmas Lenteng. "Selama ini sopir ambulans hanya dilakukan oleh tenaga medis dan pegawai puskesmas yang sedang piket saja, karena memang di sini tidak ada sopir khusus ambulans," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved