Berita Sidoarjo

Delay, di Juanda kini Ditemani Langgam Jawa

Pengelola Bandara Juada, PT Angkasa Pura 1 Juanda, kini menghadirkan culture port. Hiburan yang berbasis kesenian Jawa Timuran.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin

SURYA.co.id | SURABAYA - Setiap hari ada puluhan ribu penumpang yang lalu lalang di Bandara Juanda Surabaya. Namun saat musibah asap menggejala di Nusantara, banyak pesawat harus mengalami delay atau bahkan cancel. Namun saat menanti terbang kembali (delay) kini penumpang di Juanda makin dimanjakan.

Pengelola Bandara Juada, PT Angkasa Pura 1 Juanda, kini menghadirkan culture port. Hiburan yang berbasis kesenian Jawa Timuran. Tidak saja menghibur, tapi juga melestarikan budaya-budaya dan seni Jawa.

Situasi itu makin tampak kental saat alunan langgam Jawa Timuran itu mengalun lembut di sudut Terminal 2 (T2) Bandara Juanda. Di terminal khusus penerbangan internasional dan Garuda tersebut mengalun suara sinden dan campursari.

"Iya, kami bangga bisa tampil di Bandara. Kalau ada bule pasti, mereka akan lebih lama-lama menunggui kami," kata salah satu pemain kenong, alat musik Jawa.

Untuk kali pertama, Bandara Juanda menghadirkan alunan musik dan nyanyian Jawa di tengah-tengah penumpang bandara. Juanda menyebut suguhan culture port. Sebelumnya, sajian penghibur untuk penumpang adalah live musik akustik. Ada nuansa lain saat penumpang menuju lantai dua Terminal 2 Bandara Juanda.

Sebuah panggung pendek berdiri persis di sisi ruang tunggu penumpang T2. Jaraknya sekitar dua meter dari deretan kursi di ruang tunggu itu. Setidakya lima pemain laggam Jawa dihadirkan.

Mereka mengusung sejumlah alat musik tradisional. Mulai kenong, kendang, sampai gong.

Di antara para pemain musik seni tradisi itu ada dua perempuan. Salah satu dari mereka adalah vokalisnya. Sementara ada perempuan lain mendapat tugas tersendiri. Yakni khusus menari.

Begitu manggung, semua kompak dan saling melengkapi. Para penabuh alat-alat musik tradisional itu duduk bersila. Sebelum memainkan alat musik dan manggung, mereka juga tampak menunduk dan berdoa. Rata-rata pemain adalah kaum tua.

Para grup musik Jawa itu sengaja diusung PT Angkasa Pura untuk menghibur penumpang.
Sebab, para penumpang di Bandara Juanda juga ada yang pecinta seni tradisi. Lebih dari itu, setidaknya upaya melestarikan seni tradisional bisa terwadahi melalui bandara.

Musisi Jawa Timuran itu memang sengaja disewa pihak Bandara Juanda manggung. Mereka harus menemani para penumpang dengan alunan langgam Jawa. Bahkan jika ada penumpang yang tertarik juga bisa request.

Mulai pukul 10.00, para musisi tradisional itu sudah harus manggung. Mereka siap dengan lagu-lagu Jawa, campursari, atau tembang Jawa lainnya. Sampai sore, mereka akan manggung.

Namun banyak celetukan dari para penumpang selain memuji layanan di bandara Juanda. Celetukan itu tidak lain karena sang pemain adalah kaum tua.

"Di mana-mana, memang kalau musik tradisional selalu orang-orang tua," kata Farida, salah satu penumpang.

Namun penumpang ini mengapresiasi layanan langgam Jawa di Bandara Juanda. Ini suguhan pertama yang dia lihat di bandara. Meski sebenarnya di Bandara Ngurai Rai Denpasar Bali sudah lebih dulu ada.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved