Inovasi
Arek Universitas Jember Ubah Asap Jadi Energi Listrik
#JEMBER - Asap sampah itu mengganggu. Tentu saja kesal. Namun kemudian setelah saya pikir, asap sampah menimbulkan panas yang bisa digunakan.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yuli
Asap dan panas dari pembakaran itu ditangkap oleh sensor peltier. Panas yang tersimpan di sensor itu berubah menjadi listrik, yang kemudian disimpan di sebuah tempat penyimpanan.
Tempat penyimpanan yang dipilih oleh mahasiswa itu adalah power bank. Power bank yang mereka buat juga sederhana yakni rangkaian paralon dan baterai kosong (rechargeable).
Listrik itu yang tersimpan di power bank itulah yang bisa dipakai. Para mahasiswa itu memilih power bank sebagai tempat penyimpanan listrik karena alat itulah yang kini menjadi pelengkap gaya hidup generasi saat ini.
"Mereka yang punya smartphone pasti punya power bank, sebagian besar pasti punya. Selama ini kan tergantung kepada listrik dari PLN. Nah, ini bagaimana power bank ini tidak tergantung listrik dari PLN tetapi listrik yang diubah dari panas uap dan asap. Tentu saja ini juga berfungsi untuk mendaur ulang polusi dari yang negatif menjadi positif," imbuh Rosalia.
Power bank hemat tersebut cocok dipakai untuk mereka yang tidak mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Karena hanya berbekal api unggun, atau kompor gas, bisa disulap menjadi aliran listrik.
Dalam skala lebih besar, Ari mencontohkan, uap yang dihasilkan dari industri pembuatan tahu bisa dikumpulkan untuk diubah menjadi listrik. Listrik itu bisa dipakai untuk menghidupkan diesel mereka yang selama ini berbahan baku solar.
"Jadi berputar, seperti tadi dibilang teman saya, mendaur ulang sehingga ramah lingkungan," tegasnya.
Sebagai awalan, power bank yang mereka buat berkapasitas 2.700 mAH. Power bank itu bisa mengisi smartphone berukuran 5 inchi dalam empat kali pengisian baterai.
Dan dalam mimpi besar para mahasiswa itu, bencana asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan bisa diubah menjadi listrik. Asap akibat pembakaran lahan gambut itu ditampung, dikumpulkan, untuk kemudian diolah dan diubah menjadi listrik.
"Jadi tidak dieskpor atau dihirup oleh anak-anak. Mungkin perusahaan bisa diberi syarat agar menampung asap mereka, kemudian diubah menjadi listrik," tukas Ari.
Kini kelima mahasiswa tersebut terus mematangkan inovasi mereka. Mereka akan membuat sensor peltier dan power bank itu dalam kesatuan yang cantik.
"Dan kami dalam proses mematenkan produk ini, karena bisa saya sebut ini yang pertama di dunia. Memang ada power bank dari gas buang, atau power bank dari gasolin, tetapi dari panas uap atau asap dengan alat yang jauh dari lokasi pengambilan masih belum ada," imbuh Puguh, sang dosen pembimbing.
Sebagai syarat untuk mematenkan produk itu, mahasiswa itu sudah mempublikasikan inovasi mereka melalui video yang diunggah di Youtube, pamflet yang disebar ke masyarakat dan seminar.