Ekspor Nonmigas Jatim bulan September Kembali Bergairah
"Meski demikian, kami juga mencatat, ada penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor besar lainnya."
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullah mengatakan kinerja ekspor nonmigas Jatim kembali bergairah.
Pelemahan rupiah terhadap dolar kiranya berdampak positif terhadap daya tawar produk Indonesia, khususnya Jatim yang kian tinggi.
"Setelah sempat mengalami penurunan pada semester I/2015, ekspor nonmigas Jawa Timur kini terus melaju. Jika pada Agustus 2015 ekspor nonmigas Jatim naik 33,4 persen, pada September kembali bergerak naik di angka 2,63 persen," jelas Sairi, Senin (19/10/2015).
Pada September 2015, tercatat kinerja ekspor nonmigas Jatim mencapai 1,347 miliar dolar AS, naik 2,63 persen dibanding Agustus 2015 di kisaran 1,313 miliar dolar AS.
Kenaikan permintaan terjadi di sebagian negara tujuan ekspor besar. Kenaikan yang cukup tinggi terjadi di India, Taiwan, Thailand, dan Malaysia.
Di India, ekspor nonmigas Jatim mengalami kenaikan 28,85 persen dari 32,443 juta dolar AS menjadi 41,803 juta dolar AS dan di Taiwan kenaikan mencapai 8,28 persen dari 86,390 juta dolar AS menjadi 93,545 juta dolar AS.
Sementara di Thailand ekspor nonmigas Jatim naik 12,02 persen dari 20,471 juta dolar AS menjadi 22,931 juta dolar AS dan di Malaysia naik 10,94 persen dari 54,571 juta dolar AS menjadi 60,539 juta dolar AS.
Selain empat negara tersebut, kenaikan permintaan komoditas ekspor nonmigas Jatim juga terjadi di negara Australia yang mencapai 9,63 persen, Belanda naik 7,71 persen, negara Eropa lainnya naik 10,74 persen dan negara Asean lainnya juga naik 10,04 persen.
"Meski demikian, kami juga mencatat, ada penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor besar lainnya, yaitu di Jepang turun 1,40 persen dari 161,003 juta dolar AS menjadi 158,757 juta dolar AS, Amerika Serikat turun 8,72 persem dari 166,416 juta dolar AS menjadi 151,905 juta dolar AS dan ekspor ke Tiongkok turun 8,68 persen dari 122,651 juta dolar AS, menjadi 112,007 juta dolar AS," jelas Sairi.
Sedangkan ekspor ke Singapura turun 15,32 persen dari 74,801 juta dolar AS menjadi 63,343 juta dolar AS.
Menurut Data BPS, ekspor nonmigas Jatim terbesar masih didominasi oleh negara Jepang dengan kontribusi sebesar 14,39 persen terhadap total ekspor nonmigas.
Disusul negara tujuan ekspor Amerika Serikat dengan kontribusi sebesar 11,27 persen dan Tiongkok dengan kontribusi sekitar 8,82 persen serta ekspor ke Taiwan dengan kontribusi sebesar 7,02 persen.