Berita Jember
Setelah Kades Pergi, Ratusan Orang Keroyok Tim Peneliti Tanah ITS
Ada yang meminta memindahkan truk, saat kawan-kawan saya hendak memindahkan truk, malah ditarik dan ada yang dipukul. Tiga orang yang dipukul.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yuli
SURYA.co.id | JEMBER - Raut muka Miswanto terlihat lelah, Rabu (2/9/2015) siang. Beberapa kali tatapan matanya terlihat kosong. "Saya masih trauma," ujar Miswanto yang ditemui Surya di Mapolres Jember.
Miswanto adalah tim teknis dalam tim konsultan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya yang meneliti tanah di Desa Paseban Kencong. Tim itu merupakan peneliti tanah yang jasanya disewa oleh Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur.
Mereka diminta untuk meneliti struktur dan kekerasan tanah di sekitar jembatan Sungai Bondoyudo di Jalur Lintas Selatan (JLS) desa tersebut. Namun saat mereka bekerja, ribuan orang, demikian sebut Miswanto, mendatangi tim tersebut. Tidak hanya mendatangi, warga itu merusak dua mobil. Mobil itu digulingkan sampai kacanya pecah semua. Tiga orang anggota tim itu juga sempat dipukul dan ditarik warga.
Peristiwa itu membuat Miswanto dan teman-temannya kaget dan trauma. Sebab selama mengerjakan pekerjaan serupa dari Jawa, Kalimantan sampai Timor Leste, baru sekal inilah, mereka digeruduk warga dan mendapatkan kekerasan fisik.
Miswanto menceritakan peristiwa yang terjadi, Selasa (1/9/2015) malam itu. Tim-nya beranggotakan delapan orang. Mereka dari Laboratorium Mekanika Tanah ITS mengetes tanah di sekitar jembatan Bondoyudo di kawasan JLS.
"Tanah di sekitar situ kan abrasi, plengsengannya ambrol. Jadi sebelum dibangun pondasi atau plengsengan lagi, tanahnya dites. Kami mengerjakan pekerjaan ini karena diminta Dinas Pengairan Provinsi Jatim," ujar Miswanto.
Mulai pukul 12.00 wib, tim bekerja. Sampai sekitar pukul 17.00 wib, mereka mengebor tanah sampai di kedalaman 6 meter. Mereka mengebor tanah untuk mengambil sampel tanah di tempat itu.
Tanah yang dibor berdiameter kurang dari 10 centimeter. Untuk pengambilan contoh tanah itu dibutuhkan pengeboran sampai kedalaman 20 meter.
Karena hari sudah sore, tim beristirahat. Sekitar pukul 18.00 wib, menurut Miswanto, Kepala Desa Paseban mendatangi tim itu dan bertanya apa yang dikerjakan oleh tim.
"Kades itu bertanya tentang tes yang kami lakukan, apakah tes tambang atau tanah. Kami jawab, kami melakukan tes tanah karena plengsengan di dekat jembatan itu ambrol," ujar Miswanto.
Setelah perbincangan itu, tim kembali meneruskan istirahat mereka. Pengambilan sampel akan diteruskan keesokan harinya.
Namun betapa kaget mereka. Sekitar pukul 19.00 wib, sejumlah warga datang. Sampai malam, jumlah mereka bertambah. Miswanto menyebut sampai ribuan, sedangkan pihak Polres Jember menyebut sekitar 200an orang.
Saat jumlah orang masih sekitar ratusan, warga meminta tim memindahkan truk pengangkut mesin bor.
"Ada yang meminta memindahkan truk, saat kawan-kawan saya hendak memindahkan truk, malah ditarik dan ada yang dipukul. Tiga orang yang dipukul," ujar Kristianto, koordinator tim.
Pria di Jember yang Bunuh Selingkuhan Istrinya Sempat Kabur ke Lampung |
![]() |
---|
Disebut Dendam Lama, Pria di Jember Ini Buntuti Lalu Bunuh Selingkuhan Istrinya di Jalan Raya |
![]() |
---|
Antisipasi Penimbunan Bapok Saat Ramadan, Polres Jember Pantau Pendistribusian di Pasar Tradisional |
![]() |
---|
DP3AKB Jember Tandatangani Deklarasi GKJW Sebagai Gereja Ramah Anak |
![]() |
---|
Jambore Pokdarwis Pesisir Jember Digelar, Rapatkan Barisan Kembangkan Wisata Klaster Pesisir |
![]() |
---|