BPJS Kesehatan

Mandiri Inhelth Fokus pada Premi

Hingga akhir tahun, Inhelth di Jatim menargetkan premi Rp 55 miliar dari peserta perpanjangan.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Yuli

SURYA.co.id | SURABAYA - Meski penurunan jumlah peserta cukup tinggi, Mandiri Inhealth menganggap, kinerja perusahaan tak banyak terpengaruh akibat adanya BPJS Kesehatan.

Soalnya, persentase penurunan jumlah permi masih lebih rendah ketimbang penurunan jumlah peserta. Ia bilang, penyebabnya adalah sebagian besar perusahaan yang memutus kontrak setelah wajib BPJS Kesehatan adalah perusahaan kecil.

”Jumlah pekerjanya biasanya tak lebih dari 30. Lokasi perusahaanya kebanyakan juga di daerah-daerah. Jauh dari Surabaya. Mereka menganggap BPJS (kesehatan) saja sudah cukup untuk meng-cover,” kata Head of Sales Mandiri Inhealth Office Surabaya AA Putu Mawar, Rabu (22/7/2015).

Hingga akhir tahun, Inhelth di Jatim menargetkan premi Rp 55 miliar dari peserta perpanjangan. Sampai semester pertama tahun ini, pencapaian sudah sekitar 99 persen dari target tengah tahun. Per bulan, aku Mawar, perusahaan itu menghimpun sekitar Rp 5 miliar.

Sementara untuk target premi peserta baru, wilayah Jatim ditargetkan mampu mengumpulkan premsi sebesar Rp 90 miliar sepanjang 2015. Realisasinya selama semester I baru Rp 4 miliar.

Mawar bilang, untuk mencapai target yang masih jauh dari pencapaian itu, pihaknya akan mengoptimalkan produk coordination of benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan. Program ini sudah berjalan per Februari.

Mawar menyebut, salah satu sasaran produk baru itu yakni perusahaan yang memutus kontrak setelah ada BPJS Kesehatan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved