Ramadan 2015
Ponpes Ini Setia Tradisi, Pertahankan 3 Sistem Pembelajaran Kuno
Ia dan keluarga besar almarhum KH Hamdani tidak berani mengubah sistem karena sudah dijalankan turun temurun.
SURYA.co.id | SIDOARJO - Gus Hasyim menegaskan, metode pembelajaran di Pondok Pesantren Al Hamdaniyah, Sidoarjo menggunakan sistem kuno yang sudah berjalan selama 228 tahun.
Ada tiga metode sederhana yang dianut ponpes ini, yaitu bandongan, sorogan, dan watonan.
Selain itu, ada tiga strata pendidikan dalam sistem kurikulum pesantren kuno. Level pertama adalah sekolah persiapan (SP).
Jenjang ini ditujukan bagi santri baru yang benar-benar belum pernah mondok. Mereka juga tidak paham bahasa dan menulis Arab, serta membaca kitab kuning.
Para santri baru ini dididik dunia pesantren selama setahun. Setelah SP, mereka bakal diuji lagi.
“Hasil ujian menentukan di kelas mana ia belajar. Ada kelas Madrasah Diniyah Ula atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah (SD) dan Madrasah Diniyah Wustho, setingkat Tsanawiyah (SMP),” terang Gus Hasyim.
Kurikulum pesantren dengan sekolah umum, bahkan madrasah milik Kementerian Agama, sangat berbeda dengan Al-Hamdaniyah.
Tingkatan pendidikan di ponpes ini sepenuhnya bergantung pada kemampuan ilmu agama Islam, bukan umur. Jadi, di dua level pendidikan itu, umur santrinya bervariasi.
Metode pembelajaran kuno ini dipertahankan sebab menjadi ciri khas ponpes.
Ia dan keluarga besar almarhum KH Hamdani tidak berani mengubah sistem karena sudah dijalankan turun temurun.
Redam Kerawanan, Tionghoa Muslim Bagikan 3.100 Bingkisan |
![]() |
---|
Pondok Pesantren Kampus Ainul Yaqin, Kupas Literatur Bahasa Inggris |
![]() |
---|
Kesederhanaan Bikin Ponpes Ini Mampu Bertahan 228 Tahun |
![]() |
---|
Beragam Ketrampilan Diajarkan di Pondok Pesantren Al Fattah Lamongan |
![]() |
---|
Pesantren Al Hamdaniyah Sidoarjo, Tempat Pendiri NU Digembleng |
![]() |
---|