Pemberantasan Narkoba
2 Kakek di Surabaya Spesialis Jual Sabu-sabu untuk Kaum Sepuh
#SURABAYA - Ternyata jaringan sabu tidak hanya melibatkan remaja atau pemuda. Orang tua pun bisa terlibat dalam peredaran sabu.
Penulis: Zainuddin | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Ternyata jaringan sabu tidak hanya melibatkan remaja atau pemuda. Orang tua pun bisa terlibat dalam peredaran sabu.
Seperti Indra (53), dan Supandi (56) yang ditangkap Satreskoba Polrestabes Surabaya.
Dua orang ini sama-sama baru menggeluti bisnis ini sejak dua bulan lalu. Satreskoba baru mengendus bisnis haram dua orang ini sejak beberapa pekan lalu. Keduanya ditangkap saat transaksi sabu di rumah Indra di Jalan Nginden.
Petugas menyita tujuh poket sabu seberat 3 gram dari saku Indra. Sedangkan di saku Supandi, petugas menemukan dua poket sabu 0,9 gram. Supandi baru saja membeli dua poket sabu itu dari Indra.
“Sabunya saya pakai sendiri. Kalau ada yang mau beli, ya saya jual,” kata Supandi, Jumat (10/7/2015).
Sementara itu, awalnya Indra mengaku hanya memiliki satu pelanggan, yaitu Supandi. Tapi petugas curiga, sebab Indra sudah memulai bisnis sabu sejak dua bulan. Setelah petugas mendesaknya, baru Supandi mengakui telah memiliki beberapa pelanggan.
Supandi mengaku tidak sembarangan memilih pelanggan. Dia harus memastikan pelanggannya itu tidak membuka mulut bila tertangkap polisi. Makanya Supandi hanya menjual sabunya kepada kaum sepuh, teman-temannya yang sudah berusia di atas 50 tahun.
Menurutnya, beberapa remaja dan pemuda sempat akan membeli sabu. Tapi Supandi tidak melayani dengan berbagai alasan. Alasan yang paling sering dikemukakan adalah stok sabunya habis.
“Saya membeli tidak pernah banyak. Maksimal hanya setengah gram seharga Rp 750.000,” kata Supandi.
Sampai sekarang Supandi masih bungkam soal pemasok sabunya. Supandi mengaku tidak pernah bertemu dengan bandarnya. Bila butuh sabu, Supandi menelepon dan mentransfer uangnya kepada bandar.
Sabu pesanannya akan ditaruh di tempat yang telah ditentukan. Supandi terakhir mengambil sabu pesanan di pinggi jalan di Sepanjang, Sidoarjo.
“Sabu itu saya pecah menjadi empat poket. Setiap poketnya saya jual seharga Rp 200.000,” tambahnya.