Indonesian Stritcher of Aremania

Lebih Dekat dengan Mertua karena Sulam Kristik

Bahan impor dan waktu pembuatan yang lama untuk membuat Sulam Kristik, menjadikan harga jual kerajinan ini cukup mahal.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Wahjoe Harjanto

SURYA.CO.ID | MALANG - 11 Wanita anggota komunitas Sulam Kristik yang menamakan diri sebagai Indonesian Stritcher Of Aremania (Insomnia) nampak sedang berkumpul di kafe Jalan Kawi Kota Malang, Sabtu (23/5/2015).

Mereka sesekali saling bertukar cerita dan ide sambil membawa kain dan jarum sulam di tangannya. Dalam kegiatan kumpul bulanan ini mereka biasanya melakukan tukar kado untuk berbagi hasil sulam.

"Biar lebih guyup kami tidak hanya melakukan hobi, tapi juga saling tukar ilmu menyulam. Mulai dari teknik menyulam cepat, cara merawat hasil sulaman sampai bertukar tips cara menyulam cepat," terang Karina Santi (26), salah satu pendiri Insomnia.

Sulam kristik merupakan jenis sulaman yang memakai jahitan benang yang bersilangan (membentuk huruf X) di atas kain tenunan sejajar. Sampai saat ini komunitas ini sudah mempelajari 4 macam jahitan benang.

"Ada jahitan full crossstitch berbentuk x, ada juga half crossstitch yang hanya berbentuk garis miring. Untuk garis tepi gambar menggunakan teknik outline back stitch dan untuk membuat mata binatang menggunakan teknik french knot stitch," terang Karina.

Komunitas ini awalnya dibentuk tiga orang sekawan ibu rumah tangga penyuka sulam kristik, Karina, Aulia (29) dan Eva Dwi Oktavia (30). Komunitas itu kini berkembang hingga beranggotakan 14 orang.

"Sulam ini sudah ada sejak dulu tetapi dulu pakai kain lokal yang gampang sobek dan memakai benang wol, " terangnya.

Untuk sejumlah penyulam yang mengalami alergi wol akan kesulitan dengan hobi ini. Sekarang sulam kristik bisa dilakukan dengan benang dan kain yang diimpor.

"Untuk beli kain ini harus impor, benangnya juga. Tapi saat ini sudah banyak orang menjual paket kristik. Jadi isinya sudah pola sulam, kain, jarum dan benang sulam," ungkapnya.

Aulia menjelaskan, saat ini ia semakin dekat dengan mertuanya yang mengoleksi kristik. "Mertua saya alergi benang wol, sekarang sudah sama kayak saya pakai benang impor dan paling suka kalau saya saya bawa pola baru. Jadi ada bahan obrolan untuk dekat dengan mertua," jelasnya.

Untuk berhemat, biasanya komunitas ini membeli pola satu paket dengan perlengkapan menyulam secara online. Harga paket sulam kristik ini juga bervariasi, berdasarkan banyaknya bahan, mulai dari Rp 60.000 sampai jutaan. "Biar hemat di ongkos kirim, kami belinya bersamaan," terangnya.

Kain untuk kristik adalah kain yang memiliki lubang-lubang dalam ukuran yang sama, horizontal maupun vertikal. Oleh karena itu, hasil jahitan terlihat seperti pola-pola persegi dengan ukuran yang sama.

Jenis kain yang umum untuk kristik adalah kain strimin, kain aida, dan kain linen. Namun, komunitas ini lebih memilih memakai kain aida karena memiliki kotak-kotak per inci yang dapat dihitung 8, 11, 14, 16, dan 18 kotak per inci.

Satu kotak berarti satu jahitan yang membentuk huruf X. Hal ini memudahkan penerapan pola pada kain. Aulia menjelaskan, dalam komunitas ini pola yang digunakan bermacam-macam.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved