Pemberantasan Korupsi
Sekuriti Kantor Bawaslu Jatim Kawal Semua Tamu Sampai Toilet
"Mau wawancara, ya? Pejabatnya tidak ada semua," katanya sambil berdiri di depan pintu kantor.
Penulis: Satria Akbar Sigit | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Dalam kondisi sejumlah pejabatnya terkait kasus dana hibah Pilgub Jatim 2013, suasana Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jl Tanggulangin 3, Surabaya tampak sepi, Jumat (22/5/2015).
Walau terlihat beberapa motor dan mobil yang terparkir di area parkir, namun tidak ada riuh kesibukan di kantor itu.
Kedatangan reporter disambut pertanyaan dari seorang sekuriti bernama Peter. "Dari mana?" tanyanya dengan sigap sambil menghampiri saat reporter mendekati pintu masuk kantor Bawaslu.
Raut wajahnya berubah seketika saat ia mengetahui reporter berdatangan.
"Mau wawancara, ya? Pejabatnya tidak ada semua," katanya sambil berdiri di depan pintu kantor.
Ia mengatakan, para pihak yang berwenang untuk dimintai keterangan sedang berada di luar kota. Adapun beberapa orang yang menggantikan tugas mereka untuk sementara, belum datang ke kantor Bawaslu.
Resepsionis pun tidak tampak menjaga meja depan. Buku tamu dibiarkan terbuka seolah mempersilahkan para tamu untuk mengisinya sesuka hati tanpa pengawasan.
Untuk memasuki ruangan dalam, dengan alasan pinjam toilet, Peter tidak melepaskan kawalannya. Ia bahkan dengan setia menunggu di luar toilet.
Di ruang dalam, hanya terlihat lima orang sibuk menatap monitor komputer. Lima adalah jumlah yang sedikit, dibandingkan belasan monitor di ruang itu.
Kebanyakan monitor itu mati, seakan tidak digunakan sama sekali, bukannya sedang ditinggal pergi oleh yang menggunakan.
Beberapa petugas di ruang dalam terlihat santai, seakan tidak peduli dengan panasnya kasus yang menjerat pimpinan mereka. Saking santainya, beberapa pekerja terlihat memakai sandal.
"Sehari-hari memang seperti ini, soalnya belum meper dengan 'gong'nya (pilkada)," tutur Peter, sambil senyum-senyum.
Ia mengatakan, banyak reporter dari media lain yang datang dengan tujuan serupa. Namun mereka akhirnya kembali karena tidak mendapat keterangan dari para pejabat Bawaslu.
"Biasanya, setelah tahu tidak ada pejabatnya, mereka kembali," tuturnya.
Ketika ditanya perihal kunjungan penyidik polisi ke kantor Bawaslu, Peter menyanggahnya. "Tidak, tidak pernah ada," tuturnya.
Keterangan ini bertolak belakang dengan isi buku tamu. Dalam buku itu tertulis nama Nanang B dari Polres Blitar.
Dalam buku itu tertulis Nanang berkunjung pada hari Rabu (20/5/2015). Tertulis pula di kolom keperluan, kunjungan ini terkait kasus dana hibah Pilkada Jatim 2013 yang kini menjerat sejumlah pejabat Bawaslu.