Menyusuri Museum di Surabaya
Museum Sampoerna Bikin Pengunjung Fun
Pengelola Museum Sampoerna selalu berinovasi untuk membuat museum di kawasan Surabaya Utara itu selalu jadi perhatian masyarakat.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Achmad Pramudito
SURYA.co.id | SURABAYA - Museum Sampoerna yang menempati bangunan bergaya kolonial Belanda dan dibangun tahun 1862 ini meski koleksinya segmented khusus bertutur soal rokok, tapi pengunjungnya tak pernah surut. Ini lantaran pihak Sampoerna tak hanya bertumpu pada benda yang jadi koleksi museum, melainkan juga aktif melakukan kegiatan pendukung lainnya.
Selain museum yang ada di bangunan utama auditorium sentral di lantai satu, di lantai dua digunakan sebagai ruang memajang barang-barang milik UKM. Ada batik dan aneka produk UKM di Jawa Timur yang diberi kesempatan untuk dijual ke pengunjung.
Di lantai dua ini pula, pengunjung bisa menyaksikan kegiatan produksi rokok lintingan tangan yang dikerjakan lebih dari 2.500 pekerja wanita. Mereka menggunakan alat tradisional dengan kecepatan lebih dari 325 batang rokok perjam.
Di sisi timur bangunan museum, ada kafe dan galeri seni. Sedang di sisi barat tetap dipertahankan sebagai kediaman resmi keluarga.
Selain itu, Museum Sampoerna juga menyediakan bus untuk wisata tempat bersejarah di Surabaya yang dikemas dalam kegiatan bertajuk Surabaya Heritage Track (SHT). Setiap Selasa-Minggu, bus ini berangkat tiga kali sehari, yaitu pukul 09.00, 13.00, dan 15.00. Adapun tema yang diangkat ada enam, diantaranya adalah Surabaya sebagai kota niaga dan sebagai Kota Pahlawan.
Belakangan ada program baru yang ditawarkan Museum Sampoerna, yaitu Klinong-Klinong Surabaya (KKS). Beda dengan SHT yang menggunakan bus, KKS ini dilakukan dengan jalan kaki sepanjang sekitar 5 km menyusuri objek kota tua di Surabaya Utara. Kegiatan tematik tur ini hanya dilakukan tiga bulan sekali dalam setahun.
“Kegiatan SHT ini sangat membantu kami untuk memberi materi pelajaran tentang sejarah Kota Surabaya. Di sini belajar sejarah bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan,” ucap Yuli Rahmawati, guru sebuah SMP swasta di Surabaya Barat.
Komentar senada diungkapkan Rere. Mahasisa Airlangga Broadcast ini mengaku sudah empat kali mengunjungi Museum Sampoerna. “Nggak bikin bosan. Seringnya malah ajak teman-teman kesini. Banyak kegiatannya juga sih di sini,” tuturnya.
Senin (11/5) itu Rere bersama tiga teman kuliahnya sedang menggarap tugas kampus. Mereka terlihat asyik dengan kamera mengambil gambar di beberapa sudut museum.
“Kami memang ingin merubah paradigma bahwa museum selalu identik dengan pendidikan. Museum itu juga kegiatan wisata yang menyenangkan. Unsur ‘fun’ ini yang kami tekankan di museum ini,” kata Rani Anggraini, Manager Museum House of Sampoerna.
Dengan program yang diagendakan rutin, kunjungan wisatawan ke Museum Sampoerna setiap bulan mencapai 14.000 orang. Sebanyak 10-15 persen diantaranya dari wisatawan luar negeri yang berasal dari kawasan Asia, Eropa, dan Australia, serta Amerika Serikat.
Menurut Rani, sudah 140 negara menikmati fasilitas Museum Sampoerna. “Informasi yang kami peroleh, yang berkunjung ke sini berdasar informasi dari mulut ke mulut dan saling rekomendasi,” ungkapnya.